Menjaga Tradisi, Pembuatan Kue Tradisional Jenang Masih Bertahan di Tengah Gerusan Era Modern

Menjaga Tradisi, Pembuatan Kue Tradisional  Jenang  Masih Bertahan di Tengah Gerusan Era Modern

Pembuatan kue tradisional Jenang -Foto : Harpandi-Jambi-independent.co.id

Bagi masyarakat Jawa, Jenang sudah mengakar sejak zaman Hindu. Tradisi Jenang juga ada saat era Walisongo, bahkan sampai masa kini yang dikenal masa era revolusi industri 4.0, era serba digital.

Selain itu, tujuan yang tak kalah penting dari tradisi ngulek Jenang yaitu sebagai uri-uri budaya yang sudah dilakukan bertahun-tahun.

BACA JUGA:Izin PT SAS Mati, Anak Sungai Ditutup untuk Bangun Stockpile Batu Bara, Amirullah: Izinnya dari Provinsi

BACA JUGA:Lagi, Ditreskrimsus Polda Jambi Amankan 24.000 Liter BBM Ilegal asal Provinsi Sumatera Selatan

"Bukan hanya keselamatan, tapi warga berharap terciptanya kerukunan umat beragama lebih terjalin," ugkapnya.

Pembuatan Jenang ini sendiri membutuhkan waktu tidak sebentar. Bahkan bisa berjam-jam dan lama, serta mengandung harapan pemilik hajat atau pernikahan dari Shohibul Hajat akan berlangsung lama atau langgeng.

"Harap dan doanya, agar pemilik hajat yang akan melangsungkan pernikahan, bisa langgeng, usia pernikahannya bisa lama dan bisa menghasilkan keturunan yang baik," ujarnya.

Ngudek Jenang ini menjadi tradisi yang sudah diwariskan selama beberapa generasi yang selalu dilakukan warga untuk menjaga silaturahim serta keguyuban warga.

BACA JUGA:Info Loker 2023 : PT Pertamina Training and Consulting Buka Lowongan untuk Tamatan SMA, Buruan Daftar

BACA JUGA:Arti Mimpi Buang Air Besar, Bisa Dijadikan Gambaran atau Pengingat Hidup

Adapun filosofi dari ngudek Jenang ini yakni, seberat apapun mengaduk jenang ini akan menjadi ringan. 

"Soalnya Jenang itu harus dimasak sampai matang, dengan sekuat tenaga secara bersama," pungkasnya. *

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: