Cerita Rakyat Sumatera Utara, Asal Muasal Danau Toba

Cerita Rakyat Sumatera Utara, Asal Muasal Danau Toba

Danau Toba yang terletak di Sumatera Utara.-ist/jambi-independent.co.id-Pixabay

Namun, ikan itu menatapnya dengan tatapan sedih. Pemuda itu jadi tak tega. Dia lalu memelihara ikan itu dalam sebuah tempayan.

Keesokan harinya, pemuda itu pergi lagi untuk menangkap ikan. Lagi-lagi, dia tak mendapat ikan. Dengan lesu, dia pulang. Namun, betapa terkejutnya dia saat melihat banyak hidangan lezat di rumahnya. Karena lapar, pemuda itu tak berpikir panjang. 

Dia melahap semua hidangan itu sampai habis. Sejak saat itu, setiap hari selalu tersedia hidangan lezat di rumah si pemuda. Hal ini membuat si pemuda penasaran.

BACA JUGA:Simak, Ini Tradisi Masyarakat Betung Kabupaten Tebo Usai Salat Idul Adha

BACA JUGA:Viral! Polres Bantul Hilangkan ZigZag dan Angka 8 Pada Ujian Praktek SIM Motor, Lebih Gampang Donk

Dia memutuskan untuk mengintip siapa yang menyediakan semua itu untuknya. Saat mengintip itulah, dia melihat seorang gadis cantik sedang memasak.

Dalam sekejap, dia pun jatuh cinta pada gadis itu. Pemuda itu melompati jendela dapur dan melongok tempayannya yang berisi ikan. 

”Apakah kau ikan yang kupelihara?” tanyanya. Gadis itu terkejut, tak menyangka kalau pemuda itu memergokinya. ”Eh... benar. Aku adalah jelmaan ikan. Akulah yang menyediakan makanan untukmu.”

Si pemuda lalu meminta gadis itu untuk menjadi istrinya. “Aku mau, tapi kau harus menjaga rahasiaku. Jangan bilang pada siapa pun bahwa aku adalah seekor ikan. Bahkan pada anak kita nanti,” sahut gadis itu.

BACA JUGA:Terungkap! Rupanya Ini Asal Usul Gelar Haji, Cuma Ada di Indonesia

BACA JUGA:5 Zodiak Perempuan yang Selalu Terlihat Awet Muda dan Menggoda, Kamu Termasuk Gak?

Si pemuda setuju, lalu mereka menikah dan dikaruniai seorang anak lelaki. Anehnya, anak lelaki mereka suka sekali makan.

Sebanyak apa pun yang dilahapnya, dia masih merasa lapar. Suatu hari, sang ibu menyuruh anak lelakinya mengantar makan siang untuk ayahnya yang sedang bekerja di sawah.

Namun dalam perjalanan, dia merasa sangat lapar dan menghabiskan makan siang ayahnya. Melihat makan siangnya habis, ayahnya amat kecewa. ”Kenapa makannya banyak sekali? Apa karena dia anak seekor ikan?” gumamnya.

Si anak terkejut mendengar gumaman ayahnya. Dia menangis dan melapor pada ibunya. ”Kata Ayah, Ibu adalah seekor ikan. Benarkah, Bu?” Sang ibu sedih karena suaminya mengingkari janjinya. Saat suaminya pulang, dia pun berpamitan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: