Terungkap! Rupanya Ini Asal Usul Gelar Haji, Cuma Ada di Indonesia

Terungkap! Rupanya Ini Asal Usul Gelar Haji, Cuma Ada di Indonesia

Makkah, kiblat umat muslim se-dunia. Gelar haji ternyata hanya ada di Indonesia.-ist/jambi-independent.co.id-freepik.com

Dalam Ordonansi Haji tahun 1825, Pemerintah Hindia Belanda membatasi jumlah umat Islam yang ingin berangkat ke Tanah Suci. Tujuannya hanya satu, agar tidak ada pemberontakan.

Kala itu, Belanda mencoba menaikkan biaya haji. Niatnya agar jumlah orang yang haji berkurang. Tapi perhitungan mereka meleset.

BACA JUGA:Telkomsel Salurkan 720 Hewan Kurban ke 46.000 Penerima Manfaat

BACA JUGA:Penjelasan Soal Kandungan Tinggi Antara Daging Sapi vs Kambing

Bukannya berkurang, jumlah umat Islam yang mengajukan paspor haji ke kantor imigrasi justru meningkat drastis pada tahun 1824. 

Tentu saja ini membuat Pemerintah Hindia Belanda kebingungan. Strategi mereka tak berhasil. Mereka takut, para haji itu akan menyebarkan pikiran-pikiran baru.

Salah satu yang paling fenomenal adalah Perang Jawa yang dipimpin Pangeran Diponegoro, dipelopori para pemuka agama.

Perang yang berlangsung selama lima tahun dari 1825-1830 itu bahkan membuat Pemerintah Hindia Belanda bangkrut.

BACA JUGA:Legenda Pangeran Amat Mude Bertemu Naga, Cerita Rakyat dari Tanah Aceh

BACA JUGA:Deretan Zodiak yang Memiliki Senyum Cantik dan Berhati Baik

Karena dasar itulah, pemerintah Belanda melabeli setiap umat muslim yang baru ibadah haji dengan gelar 'haji'. Mereka akan diawasi pergerakannya.

Salah satu cara mengawasi pergeran mereka adalah dengan memberlakukan ujian haji. Mereka yang mengaku baru pulang dari Tanah Suci harus membuktikan kebenaran jika mereka benar-benar mengunjungi Makkah. Jika dianggap lulus, mereka berhak menyandang gelar haji. 

Selain itu, agar mudah mengenalinya, para haji ini diwajibkan memakai pakaian khusus haji berupa jubah, sorban putih atau kopiah putih.

Dari Ujian Haji itulah penyematan haji diberlakukan. Tujuannya ya itu tadi, untuk mempermudah pengawasan agar Pemerintah Kolonial Belanda tidak perlu repot-repot mengawasi satu per satu. Sehingga ketika ada perlawanan terhadap Belanda, mereka tinggal menangkap para haji. *

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: