Mursyid Sonsang: Bijak Bermedsos, Jarimu Harimau Mu

Mursyid Sonsang: Bijak Bermedsos, Jarimu Harimau Mu

Mursyid Sonsang-Foto : ist-Jambi-independent.co.id

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Saat ini benar-benar harus bijak mengunakan media sosial (medsos) agar tidak berurusan dengan hukum. 

Boleh melakukan kritik dan kontrol sosial, tapi tetap ingat rambu rambu hukum yang siap menyeret ke polisi.

Demikian paparan pendiri Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) dan Serikat Media Siber Indonesia (SMSI), Mursyid Sonsang dalam kegiatan Safari Jurnalistik yang diikuti pelajar SMA se-Kabupaten Tanjabtim di Aula Kantor Bupati Tanjabtim, Muara Sabak, Senin 12 Juni 2023.

Mursyid Sonsang mengatakan, saat ini pengguna handphone di Indonesia sekitar 192 juta, nomor empat terbesar di dunia. 

BACA JUGA:Hari Ini, Disnaker Kota Jambi Mediasi Masalah 18 Dosen Unbari Jambi Tak Terima Gaji

BACA JUGA:Ikuti Cara ini agar Menjadi Perempuan Cerdas dan Tak Diremehkan Orang Lain

Sebagian penguna itu adalah kalangan remaja. Mereka berselancar melalui Instagram, TikTok, Facebook, Twitter dan flatfom lainnya.

"Dunia Medsos memiliki dampak negatif dan positif. Kalau dimanfaatkan untuk bisnis, hiburan dan informasi pengetahuan itu sangat baik, tapi kalau digunakan untuk kegiatan prostitusi, membuat konten fitnah, sara, menyebarkan hoax ini yang masalah bisa berurusan dengan hukum," jelas Alumni Lemhannas PPSA 18 ini.

Diakui Mursyid, kelebihan medsos adalah kecepatan dan bisa memviralkan apapun kejangalan dalam masyarakat. 

"Banyak kasus besar terungkap berasal dari publish di medsos, seperti kasus pejabat pajak, jalan di Lampung, masalah SFA melawan Walikota Jambi," jelas pengarang buku 'Pers Merdeka, NKRI Jaya' itu.

BACA JUGA:TENG! Pj Bupati Tebo Aspan Lantik 27 Pejabat Eselon III dan VI, Ini Nama-namanya

BACA JUGA:Hewan Kurban dari Luar Daerah Harus Dikarantina, Pelabuhan Roro Kualatungkal Periksa Ketat Hewan yang Tiba

Perkembangan ini menjadi tantangan bagi para wartawan atau jurnalis. Tumpulnya liputan wartawan terutama fungsi kontrol sosial terhadap kezaliman pemerintah, perusahaan besar, para pejabat dan entitas lainnya. " Ruang ruang ini didapat masyarakat dari medsos, wajar media mainstream tertinggal jauh," ujarnya.

Walau demikian kegundahan banyak kalangan terhadap informasi yang bersileweran di medsos, tidak bisa menjamin informasi itu fakta atau rekayasa, opini tanpa konfirmasi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: