Harga Jual Tandan Buah Segar Sawit Anjlok, Petani Sawit Lesu

Harga Jual Tandan Buah Segar Sawit Anjlok, Petani Sawit Lesu

Harga TBS sawit makin anjlok-Foto : Siti Halimah-Jambi-independent.co.id

MUARA BUNGO, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID-  Para petani sawit di Kabupaten Bungo menghadapi masa sulit akibat anjloknya harga jual tandan buah segar (TBS) sawit

Harga penjualan di tingkat petani saat ini hanya sebesar Rp 1.400 per kilogram, menyebabkan kekhawatiran dan kesulitan finansial bagi para petani.

Wagimin, seorang petani sawit berusia 34 tahun dari Kecamatan Bathin II Babeko, mengungkapkan bahwa harga sawit telah mengalami penurunan drastis dalam sepekan terakhir. 

"Harga semula sebesar Rp 3.000 per kilogram, kemudian turun menjadi Rp 2.000 per kilogram, dan sekarang hanya Rp 1.800 per kilogram di harga pabrik. Jika di tingkat pengepul, harga hanya Rp 1.100 per kilogram jika diambil dari petani," ujarnya pada Jumat, 2 Juni 2023.

BACA JUGA:Perbaikan Jalan ke Kuamang Kuning, Dinas PUPR Bungo Anggaralan Rp 15 Miliar

BACA JUGA:BREAKING NEWS: Mandi di Sungai Tembesi, Bocah Kelas 4 SD di Sarolangun Tenggelam

Penurunan harga ini telah terjadi sejak beberapa bulan terakhir dan saat ini mencapai titik terendah. Wagimin mengungkapkan bahwa para petani hanya bisa menerima kenyataan pahit ini. 

Mereka tidak memiliki pilihan lain selain menjual hasil panen mereka dengan harga yang rendah. Jika tidak dijual, tandan buah sawit tersebut akan membusuk dan menjadi sia-sia.

"Daripada merugi lebih besar, kami terpaksa menjual dengan harga murah," kata Wagimin.

Kondisi ini berdampak besar bagi petani sawit. Pendapatan yang mereka peroleh tidak mencukupi untuk mengembangkan dan mengelola perkebunan mereka.

BACA JUGA:Bebakaran Rumah Kito by WH Jambi Hadir Kembali

BACA JUGA:2 CJH Kabupaten Bungo Tunda Keberangkatan ke Tanah Suci Tahun 2023, Ini Alasannya..

Wagimin mengungkapkan bahwa mereka bahkan tidak dapat melakukan pemupukan di kebun sawit mereka karena harga pupuk yang tinggi dan subsidi yang terbatas.

Petani sawit di daerah tersebut berharap adanya bantuan dari pemerintah, terutama dalam hal subsidi pupuk, sehingga mereka dapat mengatasi situasi sulit ini.

Dani, seorang warga berusia 36 tahun dari Kecamatan Jujuhan, juga mengungkapkan kekhawatirannya. Ia menyatakan bahwa harga yang anjlok ini akan mengurangi semangat petani sawit untuk menggarap lahan perkebunannya, terutama dalam melakukan replanting.

"Kebijakan yang mendukung dari pemerintah sangat diperlukan agar kami tidak semakin terpuruk," ungkapnya.

BACA JUGA:Gangguan Jiwa, Warga Jujuhan Terpaksa Dirantai oleh Keluarga

BACA JUGA:Masya Allah.. Sering Lakukan Amalan Ini, 4 Golongan Ini Dirindukan Surga, Nomor 2 dan 4 Pernah Kita Lakukan

Harga yang berlaku saat ini hanya cukup untuk menutupi modal angkut hasil sawit ke pabrik. Petani sawit akan kesulitan mendapatkan keuntungan, dan bahkan untuk memutar modal pun sangat terbatas dan mengalami kekurangan.

Situasi ini membutuhkan perhatian serius dan tindakan nyata dari pemerintah untuk membantu petani sawit menghadapi kesulitan ini. 

Bantuan dalam bentuk subsidi pupuk dan upaya untuk mengendalikan harga sawit sangatlah penting untuk memastikan keberlangsungan perkebunan dan kesejahteraan para petani sawit di Kabupaten Bungo. *

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: