Sabut Kelapa di Tanjab Timur yang Selama Ini Dianggap Limbah, Kini Mulai Diolah untuk Hasilkan Rupiah

Sabut Kelapa di Tanjab Timur yang Selama Ini Dianggap Limbah, Kini Mulai Diolah untuk Hasilkan Rupiah

Sabut Kelapa di Tanjab Timur yang Selama Ini Dianggap Limbah, Kini Mulai Diolah untuk Hasilkan Rupiah-Ist/jambi-independent.co.id -

MUARASABAK, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Terkenal sebagai wilayah yang memiliki perkebunan kelapa yang cukup luas dengan kualitas terbaik di Provinsi Jambi, membuat Kabupaten Tanjab Timur mampu mengekspor jutaan buah kelapa tiap bulannya, baik untuk pengiriman lokal dalam dan luar Provinsi, bahkan hingga luar negeri.

Sebelum di ekspor, buah kelapa itu harus di kupas terlebih dahulu untuk memisahkan antara sabut dan tempurung bulatnya. 

Akibat itu, disetiap perkebunan kelapa banyak ditemukan tumpukan sabut buah dengan nama latin Cocos Nucifera yang hanya menjadi limbah perkebunan saja.

Mensiasati agar tumpukan sabut kelapa yang banyak dijumpai di Kabupaten Tanjab Timur yang selama ini dianggap hanya sebagai limbah perkebunan, bisa di rubah menjadi sesuatu yang memiliki nilai ekonomis, membuat beberapa orang masyarakat Desa Sungai Tering, Kecamatan Nipah Panjang, menggagas suatu ide brilian.

BACA JUGA:Viral Video Mobil Pimpinan DPRD Kota Sungai Penuh BH 6 R Ganti Plat, Ini Respon Samsat dan Polisi 

BACA JUGA:BREAKING NEWS: BMKG Imbau Warga Jambi Waspada, Ini Alasannya

Melalui BUMDes setempat, mereka mengola sabut kelapa itu menjadi cocofiber dan cocopeat. Diaman, untuk Cocofiber dapat diolah menjadi tali dan lain sebagainya, sedangkan cocopeat bisa menjadi media tanam dalam usaha pembibitan (nursery).

Halal Mursalin, selaku Direktur BUMDes Sungai Tering Jaya, saat diwawancarai menjelaskan, saat ini lokasi pengolahan sabut kelapa sudah mulai berjalan. 

Di mana sudah tersedia mesin pencacah, penyaring cocofiber, mesin pres dan mesin genset.

Akan tetapi, untuk ketersediaan peralatan penunjang seperti mesin dan lain sebagainya, masih bekerja sama dengan pihak ketiga, yang didatangkan dari Pekanbaru.

BACA JUGA:Menang Telak dari Johni Najwan, Syamsurijal Tan Terpilih sebagai Ketua Senat Unja 2023-2027 

BACA JUGA:Deretan Zodiak yang Tidak Mau Disalahkan dan Teguh dengan Pendiriannya

"Lokasi pengolahan sabut kelapa ini, awal mula beroperasinya tahun 2022. Karena masih bekerjasama dengan pihak ketiga, jadi nanti sistim pendapatanya dengan cara bagi hasil," jelasnya.

Untuk bahan baku, mereka memperoleh sabut kelapa itu dari perkebunan kelapa yang banyak ditemukan di wilayah Nipah Panjang, dengan sistem pembelian, dan harga yang standar, sesuai kesepakatan dengan pemilik kebun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: