Pasca Gempa, BMKG Beri Peringatan Waspada Bencana Longsor dan Banjir di Cianjur

Pasca Gempa, BMKG  Beri Peringatan Waspada Bencana Longsor dan Banjir di Cianjur

Dwikorina Karnawati-Foto : bmkg.go.id-

BANDUNG, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Pasca gempa yang melanda Cianjur, warga masih harus waspada terhadap bencana susulan.

Disampaikan  Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bahwa akan ada kemungkinan bencana lanjutan.

Besar kemungkinan lereng-lereng perbukitan di Cianjur menjadi rapuh usai terjadinya gempa bumi. Hal ini dapat semakin diperparah dengan tingginya intensitas hujan yang berpotensi mengguyur Cianjur.

BMKG meminta masyarakat di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat mewaspadai bencana lanjutan berupa tanah longsor dan banjir bandang usai guncangan gempa magnitudo 5,6.

BACA JUGA:Izin Pengelolaan Wilayah Pertambangan Rakyat di Jambi Belum Direspon Kementerian, Ini Tindakan Dinas ESDM

BACA JUGA:Catat..!! Mulai 21 November 2022 Ini Syarat Terbaru Naik Pesawat Semua Maskapai Penerbangan

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan imbauan ini dikhususkan bagi masyarakat Cianjur yang bermukim di daerah lereng-lereng perbukitan dan di lembah atau bantaran sungai.

"Lereng-lereng yang rapuh ini ditambah hujan deras dapat memicu terjadinya longsor dan banjir bandang dengan membawa material runtuhan lereng. Jadi masyarakat dan pemerintah setempat juga perlu mewaspadai adanya kolateral hazard atau bahaya ikutan usai gempa kemarin," katanya dikutip siaran pers, Selasa 22 November 2022.

Dwikorita menyampaikan, banyaknya korban jiwa dalam peristiwa gempa Cianjur akibat tertimpa bangunan yang tidak mampu menahan guncangan gempa. 

"Sebenarnya gempa tidak membunuh dan melukai. Justru, bangunanlah yang membunuh dan melukai manusia," katanya.

BACA JUGA:Jalan Alternatif Simpang Karmeo-Kilangan Kabupaten Batanghari, Pangdam II/Sriwijaya: Bukan untuk Batu Bara

BACA JUGA:Segini Dana yang Digelontorkan untuk Jalan Alternatif Simpang Karmeo-Kilangan Kabupaten Batanghari

Lebih lanjut, Dwikorita meminta masyarakat untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa bumi. Karena dikhawatirkan tidak kuat menopang dan ambruk jika sewaktu-waktu terjadi gempa susulan.

"Untuk sementara jangan memaksakan kembali ke rumah jika bangunannya rusak atau retak-retak. Hingga pukul 06.00 WIB, 22 November 2022, telah terjadi 117 gempa susulan dengan terbesar tinggi getaran 4.2 dan terkecil 1.5 magnitudo," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: fin.co.id