Dukungan Pelindo Regional 2 Jambi Terhadap Optimalisasi Komoditas Ekspor Provinsi Jambi

Dukungan Pelindo Regional 2 Jambi Terhadap Optimalisasi Komoditas Ekspor Provinsi Jambi

Dukungan Pelindo Regional 2 Jambi Terhadap Optimalisasi Komoditas Ekspor Provinsi Jambi--

Jambi, JAMBI, INDEPENDENT.CO.ID- rangka pelaksanaan tugas Tim Ahli Gubenur Jambi, Pemerintah Provinsi Jambi melaksanakan rapat koordinasi dan evaluasi terkait optimalisasi komoditas ekspor Provinsi Jambi pada hari Kamis, 27 Oktober 2022, dengan 3 nara sumber yaitu Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas 1 Jambi Bapak Prayatno Ginting, Pelindo Regional 2 Jambi yang diwakili oleh Bapak Ervin Bayu Sanjaya selaku DGM Komersial, dan Kepala Kantor Bea Cukai Jambi yang diwakili oleh Bapak Edy selaku Humas Bea Cukai. Adapun tim pembahas tenaga ahli yang hadir yaitu Prof Dr Ir H Zulkifli Alamsyah Msc, Dr Ir H Anton Apriyantono MS, Ir Dede Martino MP, dan Dr H Muhammad Ridwansyah SE Msc. Dan untuk peserta rapat koordinasi ini datang dari berbagai dinas yang berkaitan langsung dengan komoditas ekspor Provinsi Jambi, yaitu diantaranya KADIN Provinsi Jambi, Dinas Perindag, Dinas Perkebunan, Dinas TPHP, Dinas Kehutanan, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Perhubungan, Dinas ESDM, BPKPD, dan Bidang PSDA Bappeda Provinsi Jambi.


Balai Karantina Pertanian memaparkan terkait peran karantina jambi dalam mendukung program optimalisasi komoditas ekspor Provinsi Jambi, yaitu diantaranya Karantina adalah bagian dari sistem perlindungan kesehatan hewan, tumbuhan, lingkungan, dan sumber daya alam hayati (IAS, SDG, PRG, TSL, dan Agen Hayati), sebagai economic tools (akselerasi ekspor, implementasi teknis, dan penerapan SPS), dan sebagai bagian dari sistem pengawasan keamanan pangan, pakan dan perlindungan terhadap bioterorisme. Dalam paparannya, kinerja ekspor Provinsi Jambi hingga September 2022 telah melakukan pengiriman sebanyak 1.540 frekuensi pengiriman ke 44 negara tujuan dengan volume ekspor sebesar 1.018.014 Ton dengan nilai ekspor sebesar Rp 3,947 Trilyun.


Pelindo Regional 2 Jambi, Ervin Bayu Sanjaya mengatakan bahwa untuk saat ini Pelindo sudah berusia 1 tahun pasca merger, dimana Pelindo telah mengelola 94 pelabuhan yang berada di 32 provinsi. Adapun untuk bisnis inti terbagi menjadi 4 klaster bisnis yaitu Klaster Petikemas, Klaster Non Petikemas, Klaster Logistik & Pengembangan Daerah Pesisir (Hinterland), Klaster Kelautan, Peralatan, & Pelayanan Pelabuhan.


Dalam memacu pertumbuhan ekspor, Pelindo telah melakukan beberapa upaya untuk menurunkan cost logistic di pelabuhan yaitu diantaranya melakukan percepatan digitalisasi pelabuhan (penerapan Vessel Traffic System (VTS), Vessel Management System (VMS), Control Tower, Auto Gate, e-Billing System, dll) agar seluruh proses kegiatan layanan operasional terpantau secara transparan, proses lebih cepat, meminimalisir tatap muka, dan juga sebagai fungsi kontrol SLA/SLG layanan operasional, ujar Ervin Bayu Sanjaya. Selain itu, performansi kinerja operasional bongkar muat terus dijaga dan ditingkatkan, hal ini dapat dilihat dari kinerja pelayanan petikemas dimana realisasi B/C/H (Box Crane per Hour) lebih tinggi dari target yang telah ditetapkan, begitu pula kinerja pelayanan non petikemas, T/G/H (Ton Gang per Hour) juga melebihi target.

BACA JUGA:Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda, Wakil Gubernur Jambi Abdullah Sani: Jangan Hanya Seremonial

BACA JUGA:BREAKING NEWS: Guru Tampar 14 Siswa SMPN 2 Kota Jambi, Ini Penjelasan Kepala Sekolah

Bilamana kegiatan operasional bongkar muat semakin cepat, maka port stay kapal di pelabuhan semakin pendek, dan ini berarti shipping lines akan mendapatkan efisiensi waktu dan biaya, yang diharapkan dapat me-reduce cost logistic, imbuh Ervin Bayu Sanjaya. Untuk biaya-biaya yang lain, seperti biaya angkutan darat (trucking) dari gudang ke pelabuhan atau sebaliknya, diperlukan keseragaman aturan biaya karena masih adanya ketergantungan sama owner/pemilik kendaraan, jarak tempuh, kemacetan, dan biaya BBM yang meningkat. Sedangkan dari sisi sungai, dimana biaya kapal (freight rate) masih ditentukan oleh jarak tempuh kapal menuju pelabuhan. Mengingat Pelabuhan Kawasan Muara Sabak memiliki jarak tempuh yang lebih pendek daripada Pelabuhan Talang Duku bila diukur dari ambang luar, maka sangat dimungkinkan bisa membantu menurunkan freight rate bilamana kegiatan bongkar muat dilakukan di Pelabuhan Kawasan Muara Sabak. Ini merupakan peluang cukup besar untuk menurunkan cost logistic, khususnya dari angkutan sisi sungai, imbuh Ervin. Terkait traffik petikemas, ujar Ervin, dalam 3 tahun terakhir yang melalui Pelabuhan Talang Duku ada 4 komoditi besar dengan komposisi yang hampir selalu sama dari tahun ke tahun yaitu crumb rubber (63%), plywood (16%), betelnut (16%), dan coconut (6%), ini harus jadi perhatian bersama, dimana produk-produk hasil alam Jambi cukup beragam dan memiliki potensi besar untuk jadi produk unggulan ekspor lainnya.


Dalam paparannya, Bea Cukai saat ini menawarkan banyak fasilitas kemudahan ekspor guna mendukung optimalisasi komoditas ekspor Provinsi Jambi. Menurut data yang ada, masih banyak produk Provinsi Jambi yang ekspor tetapi tidak melalui Provinsi Jambi sehingga hal ini perlu dilakukan upaya bersama agar produk-produk Jambi dilakukan ekspor melalui Jambi. Bea Cukai mengatakan bahwa pembangunan Pusat Logistik Berikat (PLB) sangat mungkin dilakukan bila infrastuktur pelabuhan telah tersedia.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: