Pengamat Nilai BSI akan Sulit Akuisisi BTN Syariah

Pengamat Nilai BSI akan Sulit Akuisisi BTN Syariah

Bank Syariah Indonesia (BSI) ilustrasi. -Foto dok BSI-

JAKARTA,JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID -PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) akan mengakuisisi Unit Usaha Syariah PT Bank Tabungan Negara (BTN Syariah).

Hanya saja,rencana tersebut dinilai akan sulit terwujud dalam waktu dekat.

Kesulitan yang akan dihadapi oleh BSI tersebut diungkapkan oleh Analis MNC Sekuritas, Tirta Gilang Citradi.

Disampaikan Tirta bahwa ada tiga faktor mengapa rencana akusisi BTN Syariah sulit diwujudkan.

BACA JUGA:Kapolda Jambi Terima Audiensi GP Ansor Provinsi Jambi, Ini Pesannya

BACA JUGA:Tips Merawat Kelistrikan Sepeda Motor


Mulai dari kondisi internal hingga alasan jumlah saham publik yang masih minim.

Analis MNC Sekuritas, Tirta Gilang Citradi mengatakan, faktor pertama yang membuat BSI sulit mengakusisi BTN Syariah yakni, BSI masih dalam tahap konsolidasi internal paska merger raksasa antara BSM, BNI Syariah dan BRI Syariah seperti dikutip dari JPNN.com

Menurut Tirta, tantangan terberat BSI paska merger adalah menyatukan tiga bank menjadi satu kekuatan, di mana culture, way of working dan mindset karyawan sudah pasti banyak perbedaan.

“Ambisi boleh saja setinggi langit, tapi internalisasi tidak segampang yang dibayangkan dan itu dapat mempengaruhi kinerja perseroan,” kata Tirta.

BACA JUGA:9 Bulan Ribuan Guru P3K Tak Terima Gaji

BACA JUGA:Ratusan Petani Unjuk Rasa di depan Gedung DPRD Provinsi Jambi, Tuntut Pemerintah Lakukan Reformasi Agraria

Faktor Kedua, BSI memiliki pekerjaan rumah yang tidak mudah dan mesti direalisasikan segera. Yakni menambah jumlah saham publik (free float) dan meningkatkan permodalan melalui penerbitan saham baru atau rights issue.

Ketiga, BTN sedang melaksanakan rights issue dan karena itu membutuhkan dukungan luar biasa dari investor publik.

Mengacu ke prospektus awal, BTN menargetkan dana sekitar Rp 4,13 triliun dengan rincian Rp 2,48 triliun berupa penyertaan modal negara (PMN), mewakili kepemilikan 60% saham pemerintah, sedangkan Rp 1,65 triliun sisanya diharapkan dari investor publik selaku pemilik 40% saham.

Di tengah upaya menggalang dana publik, sangat tidak mungkin BTN melakukan manuver yang justru membingungkan investor publik. Apalagi, kalau sampai melepas unit bisnisnya ke pihak lain,” kata Tirta.

 

BACA JUGA:Kena Sanksi Demosi, Terungkap Keberadaan Ipda Arsyad di Rumah Dinas Ferdy Sambo

BACA JUGA:Ada Pungutan di SMKN 1 Kota Jambi, Ini Penjelasan Ketua Komite


Tirta menyarankan sebaiknya BSI menyelesaikan dulu pekerjaan rumahnya sendiri dan BTN fokus menuntaskan agenda rights issue.

“Setelah kedua agendanya rampung, silahkan ngobrol lagi soal akuisisi. Ini penting demi menjaga kepercayaan investor publik, baik terhadap BSI (BRIS) maupun BBTN," tegasnya. *

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: jpnn.com