Harga Emas Ambyar Pasca The Fed Naikkan Suku Bunga

Harga Emas Ambyar Pasca The Fed Naikkan Suku Bunga

Harga emas berbalik melemah dari kenaikan dua sesi sebelumnya, tertekan penguatan USD dan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS-Foto Ilustrasi: Ricardo-JPNN.com

JAKARTA,JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Pasca The Fed mengeluarkan kebijakan baru, berimbas kepada harga emas.

Harga emas turun tajam pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB).

Emas menetap di level terendah sejak awal April 2020, dan turun 1,7 persen untuk minggu ini.

Emas berbalik melemah dari kenaikan dua sesi sebelumnya, tertekan penguatan USD dan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS.

BACA JUGA:Aceh Alami Gempa Bumi 6,4 Magnitudo

BACA JUGA:Ikut Senam di Desa Sekernan, Uang Ratusan Juta Pegawai Puskesmas Sekernan Ilir Raib Digondol Maling


Emas berjangka terangkat USD 5,40 atau 0,32 persen menjadi USD 1.681,10, setelah terdongkrak USD 4,60 atau 0,28 persen menjadi USD 1.675,70 pada Rabu 21 September 2022.

USD menguat secara luas terhadap rival utama pada perdagangan Jumat 23 September 2022 dengan indeks USD yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 1,65 persen menjadi 113,1890 seperti dikutip dari JPNN.com

Seperti diketahui, Federal Reserve mengangkat suku bunga acuannya dalam ukuran jumbo untuk ketiga kalinya.

Imbal hasil obligasi, mengikuti obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun, mencapai tertinggi 12 tahun setelah mencapai puncak sesi terbaru di atas 3,8 persen.

BACA JUGA:3 Pengedar dan 10 Pengguna Narkotika di Kecamatan Sadu, Tanjab Timur Diringkus

BACA JUGA:Tekan Inflasi, Gubernur Jambi Al Haris Ajak Masyarakat Tanam Cabe


Imbal hasil mencerminkan apa yang disebut suku bunga riil, atau di mana pasar berpikir suku bunga pinjaman utama yang ditetapkan oleh Federal Reserve akan terus bergerak naik.

The Fed pada Rabu 21 September 2022 menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin untuk bulan ketiga berturut-turut, membawa suku bunga pinjaman utama ke puncak 3,0 persen atau 0,8 persen di bawah tingkat imbal hasil obligasi.

Selain itu, Ketua Fed Jerome Powell mengindikasikan tidak akan ada jeda untuk saat ini dalam siklus kenaikan suku bunga karena berjuang untuk membawa inflasi yang memanas ke target lama 2,0 persen per tahun.

"Penembusan emas di bawah USD 1.680 adalah masalah besar tetapi belum benar-benar menjadi katalis untuk apa pun sejak itu," kata analis di platform perdagangan daring OANDA Craig Erlam.

BACA JUGA:Heboh 26 Juta Data Ditreskrimum Polda Metro Jaya Bocor, Mabes Polri Bilang Hoaks

BACA JUGA:Najwa Shihab Bacakan 7 Larangan Polri Pamer Kemewahan,Sindir Nikita Mirzani?


Di sisi lain, survei indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur AS oleh S&P Global naik ke 51,8 pada September, padahal para ekonom memperkirakan indeks akan tergelincir ke 51,1, dengan PMI jasa-jasa AS naik menjadi 49,2 pada September dari 43,7 pada Agustus.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, anjlok USD 25,50 atau 1,52 persen, menjadi ditutup pada USD 1,655,60 per ounce. *

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: jpnn.com