Publik Inggris Murka karena Pangeran Saudi Diundang ke Pemakaman Ratu Elizabeth

Publik Inggris Murka karena Pangeran Saudi Diundang ke Pemakaman Ratu Elizabeth

Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Pangeran Muhammad bin Salman-Foto: BBC-

LONDON, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Lemerintah Inggris telah mengundang Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed Bin Salman ke pemakaman Ratu Elizabeth II.

Ternyata hal ini memicu kemarahan warga Inggris. Badai protes datang dari para pegiat hak asasi manusia.

Seorang juru bicara Kedutaan Besar Saudi mengkonfirmasi bahwa pangeran, yang dikenal sebagai "MBS", akan datang ke London akhir pekan ini.

Tetapi tidak jelas apakah dia akan menghadiri pemakaman yang sebenarnya pada hari Senin.

BACA JUGA:Pilpres 2024, Pengamat Sebut Berpotensi Munculkan 4 Paslon

BACA JUGA:Adian Napitulu Beberkan Data Infrastruktur Era Jokowi, Bandingkan dengan Era SBY


Sebuah laporan CIA menyimpulkan bahwa penguasa de facto Negeri Petro Dollar itu telah memerintahkan pembunuhan dan mutilasi jurnalis Saudi Jamal Khashoggi di Istanbul pada 2018 lalu.

Sejak itu citra putra kesayangan Raja Salman itu hancur di mata publik Barat dan dia pun tidak pernah lagi berkunjung ke Inggris seperti dikutip dari JPNN.com

Hatice Gengiz, tunangan jurnalis Saudi yang terbunuh, mengatakan undangan itu merupakan noda pada memori Ratu Elizabeth II. 

 

Dia memintanya untuk ditangkap ketika dia mendarat di London, meskipun dia ragu ini akan terjadi.

BACA JUGA:Tersangka Kasus Dugaan Korupsi Pembangunan Puskesmas Bungku Melawan, Kuasa Hukum Sebut Bangunan Layak Fungsi BACA JUGA:Isu Perselingkungan Berujung Anggota DPRD Kabupaten Batanghari Dilaporkan Istri Kasus KDRT? Ini Kata Polisi

Kelompok penekan Campaign Against the Arms Trade (CAAT) menuduh Arab Saudi dan monarki Teluk lainnya menggunakan pemakaman Ratu sebagai cara untuk - dalam kata-kata mereka - "menghapus" catatan hak asasi manusia mereka.

Kelompok itu memperkirakan bahwa sejak dimulainya perang yang membawa malapetaka di Yaman delapan tahun lalu, Inggris telah menjual senjata kepada koalisi pimpinan Saudi yang berperang di sana senilai lebih dari USD 23 miliar.

Sedikit kebebasan politik juga telah hilang sepenuhnya sejak MBS menjadi putra mahkota pada tahun 2017, dengan hukuman penjara yang berat dijatuhkan kepada para pengkritik pemerintah, bahkan hanya untuk posting media sosial.

Pada saat yang sama, secara paradoks, putra mahkota telah memulai program besar-besaran liberalisasi sosial. Bioskop dan hiburan publik, yang lama dilarang di Kerajaan karena dianggap "tidak Islami", telah dibuka kembali.

BACA JUGA:Diduga Melakukan KDRT, Oknum Anggota DPRD Kabupaten Batanghari Dipolisikan Istrinya Sendiri

BACA JUGA:Dukung Pemulihan Ekonomi, Pj Bupati Tebo Aspan Tanam Bawang Merah

Atas perintah MBS, wanita sekarang diizinkan mengemudi dan kerajaan gurun telah menjadi tuan rumah acara olahraga dan musik internasional, termasuk konser oleh DJ David Guetta.

Arab Saudi, terlepas dari catatan hak asasi manusianya yang sangat dikritik, tetap menjadi sekutu setia Inggris di Teluk, di mana ia dilihat oleh Barat sebagai benteng melawan ekspansionisme agresif Iran.

Ia membeli senjata barat, mempekerjakan ribuan pekerja asing, menjadi tuan rumah haji tahunan dan membantu menstabilkan harga minyak. Semua itu sebagian menjelaskan mengapa kritik internasional terhadap putra mahkota paling banyak diredam. *

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: jpnn.com