Harga Emas Hari Ini Kembali Anjlok, Suasana Kian Panas

Harga Emas Hari Ini Kembali Anjlok,  Suasana Kian Panas

Harga emas kembali anjlok setelah situasi pasar memanas. Foto : ilustrasi--

JAKARTA,JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID -Pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB),harga emas turun tajam dan menghapus kenaikan sesi sebelumnya.
 
Palung emas terbaru datang karena pasar penasaran apakah Federal Reserve akan memilih rekor kenaikan pada keputusan 27 Juli 2022 mendatang.
 
Pasar ingin tahu tentang suku bunga yang akan dinaikkan oleh The Fed untuk menekan inflasi.
 
Logam mulia anjlok karena ekspektasi kenaikan suku bunga Federal Reserve lebih agresif setelah data inflasi Juni kian memanas dan mendorong USD lebih kuat.
 
 
 
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, anjlok USD 29,70 atau 1,71 persen menjadi ditutup pada USD 1.705,80 per ounce, setelah sempat menembus level support USD 1.700 pada terendah sesi di USD 1.695,05 menandai titik terendah sejak 31 Maret 2020.
 
Harga emas berjangka terangkat USD 10,70 atau 0,62 persen menjadi USD 1.735,50 pada Rabu 13 Juli 2022, setelah jatuh USD 6,90 atau 0,40 persen menjadi USD 1.724,80 pada Selasa 12 Juli 2022.
 
Indeks USD yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, naik 0,53 persen menjadi 108,5420.
 
USD juga naik ke level tertinggi terhadap yen Jepang sejak 1998 pada Kamis 14 Juli 2022 mendekati 140 yen karena bank sentral Jepang menganut kebijakan moneter longgar.
 
Namun, data ekonomi yang dirilis pada Kamis 14 Juli 2022 mendukung emas. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa indeks harga produsen AS pada Juni naik 1,1 persen bulan ke bulan dan 11,3 persen tahun ke tahun, kenaikan terbesar sejak rekor lompatan 11,6 persen pada Maret 2022.
 
Departemen Tenaga Kerja AS lebih lanjut melaporkan klaim pengangguran awal AS naik 9.000 menjadi 244 ribu yang disesuaikan secara musiman untuk pekan yang berakhir 9 Juli, tertinggi sejak pertengahan November 2021.
 
 
 
Kami bisa melihat emas kembali menguntungkan karena ekonomi melayang ke dalam resesi. Untuk saat ini mungkin ada lebih banyak rasa sakit yang akan datang," kata Craig Erlam, analis di platform perdagangan daring OANDA.
 
Sejak Indeks Harga Konsumen untuk tahun ini mencetak rekor baru tertinggi empat dekade, yakni sebesar 9,1 persen, taruhan pada suku bunga telah berubah-ubah seperti dikutip dari jpnn.com.
 
The Fed dengan agresif meningkatkan suku bunga hingga 100 basis poin yang belum pernah terjadi sebelumnya. (viz)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: jpnn.com