Bank Sentral Malaysia Naikkan Suku Bunga, Terimbas Situasi di Ukraina dan China

Bank Sentral Malaysia Naikkan Suku Bunga,  Terimbas Situasi di Ukraina dan China

Bank Sentral Malaysia menaikkan suku bunga akibat imbas dari perang Ukraina dan Rusia. Ringgit Malaysia. Ilustrasi : AFP --Jpnn.com

KUALA LUMPUR,JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID-Komite Kebijakan Moneter (MPC) Bank Negara Malaysia menaikkan suku bunga. Hal ini dilakukan untuk menekan inflasi karena terimbas perang Ukraina dan Rusia.
 
Bank Malaysia menaikkan suku bunga merupakan kebijakan "overnight" sebesar 25 basis poin menjadi 2,25 persen pada Rabu 5 Juli 2022.
 
 
 
Menurut Bank Negara Malaysia yang diakses di laman resminya dari Kuala Lumpur tarif plafon dan lantai koridor suku bunga kebijakan "overnight" (OPR) masing-masing meningkat menjadi 2,50 persen dan 2,00 persen.
 
Untuk perekonomian Malaysia, aktivitas ekonomi terus menguat dalam beberapa bulan terakhir. Indikator ekspor dan belanja ritel menegaskan momentum pertumbuhan positif, didukung oleh transisi pandemi COVID-19 ke endemi.
 
Dengan semakin menurunnya tingkat pengangguran, BNM mengatakan partisipasi tenaga kerja yang lebih tinggi dan prospek pendapatan yang membaik dapat terjadi.
 
Pembukaan kembali ekonomi global dan kondisi pasar tenaga kerja yang membaik terus mendukung pemulihan aktivitas ekonomi.
 
 Namun, kondisi tersebut sebagian diimbangi oleh dampak dari meningkatnya tekanan biaya, konflik militer di Ukraina dan tindakan penahanan yang ketat di China.
 
 
 
Tekanan inflasi terus meningkat terutama disebabkan oleh kenaikan harga komoditas dan kondisi permintaan yang kuat, meskipun beberapa kondisi rantai pasokan global mereda.
 
Karena itu, dalam keterangannya, bank sentral diperkirakan akan terus menyesuaikan pengaturan kebijakan moneter mereka dengan cepat untuk mengurangi tekanan inflasi seperti dikutip dari jpnn.com.
 
Ke depan, laju pertumbuhan global diperkirakan akan moderat, dan akan terus dipengaruhi oleh tekanan biaya yang meningkat, konflik di Ukraina, kondisi rantai pasokan global, dan volatilitas pasar keuangan. (viz)
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: jpnn.com