Masih Banyak Yang Belum Daftar Aplikasi, Luhut Binsar Perpanjang Sosialisasi Beli Minyak Goreng Pakai PeduliL

Masih Banyak Yang Belum Daftar Aplikasi,  Luhut Binsar Perpanjang Sosialisasi Beli Minyak Goreng Pakai PeduliL

Menteri Luhut Binsar memperpanjang sosialisasi penggunaan PeduliLindungi untuk membeli minyak goreng.-Ricardo-Jpnn.com

Sosialisasi dan transisi pembelian Minyak Goreng Curah Rakyat (MCGR) dengan aplikasi PeduliLindungi diperpanjang hingga tiga bulan.
 
Hal ini disampaikan oleh Menteri Koordinator(Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
 
Dikatakan Luhut bahwa perpanjangan sosialisasi ini dilakukan agar semakin banyak masyarakat yang melakukan pendaftaran di PeduliLindungi.
 
Sebab, masih ditemui pengecer resmi yang belum telah terdaftar di aplikasi Sistem Informasi Minyak Goreng Curah 2.0 (Simirah 2.0) maupun Pelaku Usaha Jasa Logistik dan Eceran (PUJLE) yang belum mengunduh QR Code PeduliLindungi.
 
 
 
Untuk itu, pengecer akan didorong segera mencetak QR Code PeduliLindungi melalui Simirah 2.0 atau PUJLE dan menempelnya di tempat penjualan.
 
Selain itu pemerintah juga akan terus mengembangkan penggunaan aplikasi PeduliLindungi sebagai alat pengawasan dan kontrol distribusi minyak goreng.
 
"Untuk mengantisipasi kembali terjadinya kenaikan harga minyak goreng di pasaran," ungkapnya.
 
"Kami harus memahami proses adaptasi yang masih dibutuhkan oleh teman-teman di lapangan," tambah Menko Luhut Pandjaitan dalam rapat evaluasi kebijakan pengendalian minyak goreng.
 
Menurutnya, pada masa perpanjangan sosialisasi ini, masyarakat tetap dapat membeli minyak goreng curah rakyat tanpa perlu menunjukkan NIK.
 
Namun, pemerintah berharap kepada para pengecer dan pembeli agar mulai menggunakan dan membiasakan penggunaan aplikasi PeduliLindungi dalam proses jual beli MGCR.
 
Luhut pun memastikan pemerintah saat ini tengah berupaya menemukan keseimbangan antara target dari sisi hulu hingga hilir terkait pengendalian minyak goreng.
 
"Saat ini harga minyak goreng telah mencapai Rp 14 ribu per liter di Jawa-Bali, sehingga kebijakan di sisi hulu dapat kita mulai relaksasi secara hati-hati untuk mempercepat ekspor dan memperbaiki harga Tandan Buah Segar (TBS) di tingkat petani," ujarnya.
 
 
 
Pemerintah, lanjut Menko Luhut, juga sepakat akan segera mendorong penyesuaian harga MGCR di luar Jawa-Bali yang masih belum sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET).
 
Menko Luhut juga meminta Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk pelaksanaan program minyak goreng kemasan rakyat (MinyaKita) dipercepat.
 
Luhut menambahkan untuk mengakselerasi minyak goreng kemasan perlu diberikan insentif yang menarik bagi produsen, sehingga mereka dapat bergerak lebih cepat dan pengiriman juga menjadi lebih mudah seperti dikutip dari jpnn.com.
 
"Karena dapat menggunakan jalur distribusi biasa seperti kapal kontainer, tidak harus menggunakan kapal curah," ujar Luhut Binsar. (viz)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: jpnn.com