Malaysia Akan Larang Ekspor Ayam ke Asia dan Eropa

Malaysia Akan Larang Ekspor Ayam ke Asia dan Eropa

Malaysia akan stop ekspor ke negara Asia dan Eropa--

KUALALUMPUR,JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID – Invasi Rusia ke Ukraina mengakibatkan beberapa pasokan pangan ke beberapa negara terbatas.
 
Akibatnya beberapa negara memutuskan untuk menghentikan ekspor produk pangan mereka. Terbaru, Malaysia akan melakukan larangan ekspor ke negara di Asia dan Eropa.
 
Larangan ekspor ini ditengarai karena kurangnya pasokan pangan dalam negeri Malaysia. Juga karenap alasan kebutuhan ekonomi sedang tinggi.   
 
Disampaikan Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri di hadapan parlemen setempat, Senin 23 Mei 2022 bahwa pihaknya akan menghentikan ekspor ayam mulai Juni 2022 mendatang.
 
 
 
“Kami akan menghapus persyaratan izin yang disetujui untuk mengimpor unggas dan gandum sampai produksi dan harga stabil,” terang. 
 
Ya, Malaysia akan menghentikan ekspor 3,6 juta ayam sebulan mulai Juni. Sejalan dengan itu Pemerintah Malaysia juga menetapkan harga tertinggi RM8,90 (S$2,80) per ayam. 
 
“Negara yang meminta kami mendistribusikan ayam untuk sementara kami stop, silahkan bangun rumah jagal di negara Anda, untuk meningkatkan pasokan lokal di tengah kenaikan harga dan biaya hidup saat ini,” tutur Ismail Sabri.
 
Malaysia pekan lalu membatalkan izin yang disetujui untuk mengimpor kubis bulat, kelapa tua, ayam dan susu. Langkah yang dilakukan Malaysia dalam upaya untuk mengamankan pasokan makanan dan mengurangi kenaikan harga.
 
Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi di Singapura, dengan konsumsi per kapita 36kg pada tahun 2020, menurut data dari Badan Pangan Singapura.
 
Singapura begitu bergantung dengan Malaysia dan Indonesia. Tercatat sepertiga pasokan ayamnya dari dua negara itu mampu memenuhi kebutuhan seluruh warga Singapura.
 
Seperti diketahui biaya tanaman dan energi melonjak setelah invasi Rusia ke Ukraina. Ini memperparah kesengsaraan warga Amerika yang membatasi lahan penggembalaan akibat wabah flu burung dari Amerika Utara hingga Eropa yang memusnahkan jutaan unggas.
 
 
 
Indeks harga daging Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) telah meningkat 10 persen sejak awal tahun, mencapai rekor di bulan April. Di AS, harga dada ayam, dan daging giling tidak pernah setinggi ini.
 
Produksi global ayam, dan sapi akan melambat menjadi 1,4 persen pada 2022, dibandingkan 5,4 persen tahun lalu, perkiraan pemerintah AS.
 
“Banyak tekanan yang kita hadapi, tekanan individu itu sendiri sebenarnya bukan hal baru atau tidak biasa," kata Justin Sherrard, ahli strategi protein hewani global di Rabobank.
 
Invasi Rusia telah memperlambat ekspor gandum Ukraina, membatasi pasokan gas dan jagung yang diandalkan oleh produsen babi besar seperti Spanyol dan Tiongkok. 
 
Pakan membuat sebagian besar biaya untuk memelihara ternak, dan bahkan untuk negara-negara yang memproduksi sendiri, harga hasil panen telah mencapai ketinggian yang memusingkan. (viz)
 
 
Artikel ini sudah tayang di disway.id

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: