Cara Zaskia Mecca Penuhi Nutrisi Saat Anaknya Tertular Covid-19

Cara Zaskia Mecca Penuhi Nutrisi Saat Anaknya Tertular Covid-19

Baru-baru ini artis dan istri sutradara Hanung Bramantyo, Zaskia Adya Mecca menghadapi situasi yang tegang karena anak-anaknya terpapar Covid-19. Saat kini semuanya sudah sembuh. Zaskia pun berbagi tips bagaimana anak-anaknya cepat sembuh dari Covid-19 karena terpenuhinya nutrisi.

Hal itu sejalan dengan tema dalam webinar nasional yang diselenggarakan PP Muslimat NU bersama Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) baru-baru ini. Zaskia berbagi cerita mengenai cara memenuhi asupan gizi keluarganya. Ia merasa, gizi penting untuk anak-anaknya apalagi ketika mereka sakit kemarin.

Oleh karena itu, saat menjadi ibu, selain menyiapkan mental, Zaskia juga membekali dirinya dengan pengetahuan terutama makanan bergizi yang dibutuhkan anak. Karena itu, pada saat dua anaknya terkena Covid-19 beberapa waktu lalu, Zaskia mengaku tidak begitu kesulitan menangani asupan makan anaknya.

“Pastinya anak-anak saat sakit nafsu makannya berkurang, karena itu saya mensiasati dengan membiarkan mereka memilih menu namun tetap dalam koridor makanan bergizi dan rendah gula garam lemak,” papar Zaskia.

Sementara itu, Anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Meta Herdiana Hanindita SpA(K) mengatakan berdasarkan data per 14 Juli 2021, dari semua kelompok umur, anak-anak menempati 13 persen penderita Covid-19, 1,1 persen diantaranya meninggal. Yang utama saat ini adalah menjaga imunitas dan daya tahan tubuh anak.

“Jangan sampai anak menjadi malnutrisi. Kesalahan yang sering terjadi adalah orang tua beranggapan malnutrisi adalah kurang gizi, padahal overweight dan obesitas juga termasuk malnutrisi. Karena itu kecukupan gizi anak saat ini menjadi penting,” jelas dr. Meta.

Dijelaskannya, pada dasarnya tidak ada perbedaan kebutuhan gizi anak di masa pandemi maupun di luar masa pandemi. Sebab nutrisi di awal kehidupan sangat mempengaruhi masa depan anak.

“Hasil penelitian anak-anak yang mallnutrisi akan menjadi pekerja kasar, sementara anak dengan cukup gizi akan menjadi pekerja kerah putih. Karena itu kesalahan asupan gizi pada anak harus diperhatikan sedini mungkin,” tuturnya.

Misalnya, kata dia,anak yang sudah terlanjur mengkonsumsi kental manis, harus segera di ganti susunya. Susu kental manis ini sebetulnya kandungan nutrisinya tidak disesuaikan dengan kebutuhan bayi atau anak.

“Jadi harus segera ganti dengan susu yang kandungan protein tinggi, kandungan gula rendah dan memang susu yang dibutuhkan sesuai dengan tahapan perkembangan anak,” jelasnya.

Berdasarkan Analisis data Survei Konsumsi Makanan Individu (SKMI), 29,7 persen penduduk Indonesia atau setara dengan 77 juta jiwa sudah mengonsumsi GGL melebihi rekomendasi WHO: gula (>50 gram/hari), garam (>5 gram/hari), dan lemak (>67 gram/hari). Hal ini yang memperburuk persoalan kesehatan di Indonesia.

Pada usia yang lebih dini, konsumsi gula berlebih pada anak terlihat dengan masih banyak orang tua yang memberikan kental manis pada balitanya sebagai pengganti ASI. Padahal produk kental manis mengandung gula lebih dari 50 persen dan merupakan jenis susu yang peruntukan bukan sebagai minuman harian anak, melainkan bahan tambahan makanan dan minuman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: