Takuti Virusnya, Bukan Orangnya

Takuti Virusnya, Bukan Orangnya

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, JAMBI – Stigma negatif soal Covid-19, masih sering dialami pasien terpapar Covid-19. Terkadang, hal ini membuat warga enggan melapor ke pihak RT, demi meminimalisir beban psikis.

Seperti yang dialami Tutik, salah satu penyintas Covid-19 di Kota Jambi. Dia mengatakan, dirinya enggan melapor, usai suspect Covid-19 dari tes rapid antigen. Sebab, Ia tak ingin ada selentingan tak mengenakan dari lingkungannya.

“Kita ini kan hidup bertetangga. Takutnya, ketika petugas datang mengecek, tetangga mencibir. Kasihan keluarga lain yang tidak terpapar,” sebutnya. Dia pun memilih untuk mengisolasi diri di rumah.

Rupanya, hal ini juga kerap ditemui Lurah Lebak Bandung, Ahmad Fikri Aiman. Ia mengatakan, sempat ditelpon oleh masyarakat, lantaran ada warga di sekitar rumah masyarakat tersebut yang terpapar Covid-19.

“Kita jelaskan, bahwa virus itu tidak gentayangan. Takuti virusnya, bukan orangnya,” sebutnya.

Untuk mensiasatinya, dirinya mengatakan saat melakukan 3T kepada warga yang terpapar, tidak langsung ke rumah pasien. Namun, juga melakuakn pendekatan kepada warga lain.

“Kita datangi rumahnya, kita sampaikan bahwa jika ada warga yang terpapar, justru baik. Kita bisa menjaga jarak, karena mereka sudah lebih dulu melakukan tes. Sepanjang menjalankan prokes, Insya Allah tidak akan terpapar, malah kita bantu dan support,” imbaunya.

Namun, lanjut dia, ada pula sekelompok warga yang mengerti dan tidak menutup diri terhadap pasien Covid-19. Semakin seringnya edukasi, diakuinya mulai ada perubahan dari warga menyikapi pandemi Covid-19.

Saat ini, dikatakan dia, pihaknya rutin melakukan pengecekan dan mengajak RT untuk sama-sama memantau warga, untuk selalu memperbarui data.

“Jika ada warga yang tidak keluar selama berharo-hari, tentu ketua RT tahu, dan dilaporkan ke lurah. Nanti kita teruskan ke kecamatan. Lalu, akan dijadwalkan untuk tes PCR dari Puskesmas,” bebernya. (tav/enn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: