AWARDS
b9

Indonesia di Ambang “Proklamasi Swasembada Beras 2025”

Indonesia di Ambang “Proklamasi Swasembada Beras 2025”

Petani menjaga tanaman padi dari ancaman hama burung di lahan sawah tadah hujan, Desa Meunasah Mon Cut, Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Minggu (24/8/2025). Pemerintah mengalokasi anggaran sebesar Rp164,4 triliun untuk ketahanan pangan yang -ANTARA-

Strategi yang ditempuh pemerintah bukan hanya pada sisi retorika, melainkan langkah nyata. Salah satunya adalah program pompanisasi yang menargetkan pembukaan satu juta hektare sawah baru.

BACA JUGA:Bupati Tanjab Barat Resmi Buka Kejurprov PBSI Jambi, 520 Atlet Berlaga

Dengan teknologi pompa yang efektif, lahan yang semula tidak produktif bisa dimanfaatkan untuk menambah produksi beras nasional.

Optimalisasi lahan rawa juga menjadi fokus, mengingat potensi besar yang selama ini belum tergarap maksimal.

Ditambah lagi dengan program cetak sawah baru, perbaikan irigasi, serta pengelolaan lahan potensial di wilayah strategis seperti Merauke, Papua Selatan, yang dapat menyumbang signifikan pada peningkatan produktivitas.

Tidak hanya itu, pemerintah meluncurkan berbagai terobosan cerdas. Pencetakan sawah baru seluas 3 juta hektare dalam 5 tahun ke depan adalah langkah besar yang memerlukan sinergi lintas sektor.

BACA JUGA:Deretan 16 Dokumen Capres-Cawapres Tak Bisa Diakses Publik, Ijazah Termasuk

Modernisasi pertanian dengan mekanisasi dan pemanfaatan teknologi digital mendorong efisiensi serta meningkatkan daya tarik bagi generasi muda untuk terjun ke dunia pertanian.

Perbaikan tata niaga pupuk dengan peningkatan volume pupuk bersubsidi hingga 9,5 juta ton di tahun 2025 dan pemangkasan birokrasi distribusi menjadi bukti nyata upaya mendukung petani secara langsung.

Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah kering panen yang ditetapkan Rp6.500 per kilogram juga menjadi instrumen penting untuk memastikan petani mendapatkan keuntungan yang layak.

Hal ini diiringi dengan serapan gabah oleh Bulog yang dilakukan secara jemput bola, memberi kepastian pasar dan harga bagi petani.

BACA JUGA:Klarifikasi Soal Keadaan Kucing, Cinta Kuya Malah Makin Dihujat

Kolaborasi lintas sektor, antara pemerintah, petani, kelompok tani, hingga perusahaan penggilingan beras, semakin mempercepat proses penyerapan dan meningkatkan stabilitas produksi.

Langkah-langkah tersebut menunjukkan bahwa swasembada bukanlah slogan kosong. Namun, jalan menuju swasembada tetap menghadapi tantangan.

Perubahan iklim, fluktuasi cuaca ekstrem, hingga persoalan manajemen air dapat memengaruhi hasil produksi.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: