AWARDS
b9

Anak Sering Pilek? Begini Cara Membedakan yang Normal dan Perlu Penanganan Serius

Anak Sering Pilek? Begini Cara Membedakan yang Normal dan Perlu Penanganan Serius

Ilustrasi anak pilek-freefik-

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Anak-Anak rentan mengalami pilek dan infeksi saluran pernapasan karena sistem kekebalan tubuh mereka masih dalam tahap perkembangan. Kondisi ini sering terjadi, namun ada saatnya orang tua harus memberi perhatian ekstra ketika gejalanya semakin parah.

Mengutip laporan Hindustan Times, Kamis, Direktur Medis Malik Radix Healthcare sekaligus dokter spesialis Anak, Dr. Ravi Malik, menguraikan hal-hal yang tergolong wajar maupun yang patut diwaspadai ketika Anak terserang pilek atau infeksi pernapasan.

Berdasarkan data dari Akademi Pediatri Amerika, Anak-Anak umumnya mengalami 6 hingga 8 kali infeksi saluran pernapasan atas setiap tahunnya, terutama bagi mereka yang aktif bersekolah atau berada di tempat penitipan Anak. Sebagian besar infeksi ini disebabkan oleh virus dan biasanya sembuh dalam waktu 7 sampai 10 hari.

Apabila batuk berlangsung lebih dari empat minggu, kondisi ini dikategorikan sebagai batuk kronis dan sebaiknya segera diperiksakan ke dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.

BACA JUGA:Kualifikasi Liga Europa: Utrecht Perkasa, Panathinaikos Lolos Lewat Drama Adu Penalti

Beberapa gejala perlu mendapat perhatian serius, seperti batuk berdahak yang terus-menerus, pneumonia berulang, pertumbuhan anak terhambat, bentuk kuku jari menyerupai tabuh, batuk berdarah, atau kebutuhan penggunaan antibiotik berulang kali dalam setahun. Pada kasus ini, dokter biasanya akan merekomendasikan pemeriksaan lanjutan seperti tes darah, rontgen dada, spirometri, atau CT scan.

Dalam beberapa tahun terakhir, angka kasus asma bronkial dan alergi pada anak—termasuk rinitis alergi dan bronkitis—mengalami peningkatan signifikan. Faktor polusi udara dan urbanisasi diduga menjadi pemicunya. Penanganan jangka panjang kerap melibatkan penggunaan bronkodilator, kortikosteroid inhalasi, atau antihistamin non-sedatif.

Terapi inhalasi, seperti penggunaan inhaler atau nebulizer, terbukti aman bagi anak-anak asalkan dilakukan di bawah pengawasan medis. Metode ini efektif untuk mengendalikan asma maupun batuk akibat alergi.

Penggunaan sirup obat batuk atau obat bebas tanpa resep dokter sebaiknya dihindari, terutama untuk anak berusia di bawah enam bulan. Jika anak mengalami batuk berkepanjangan atau mengganggu aktivitas, orang tua disarankan segera berkonsultasi dengan dokter anak daripada mencoba mengobatinya sendiri di rumah.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: