Adam Aceh

Selasa 12-10-2021,08:49 WIB

Nabi Adam dan Manusia Purba, Duluan Mana?

Oleh: Muhammad Arif (Peneliti LIPI/BRIN)

___

Evolusi adalah konsep terpenting dalam biologi (Enger & Ross, 2000). Bahkan ahli genetika, Dobzhansky (1973) mengatakan bahwa tidak ada yang masuk akal dalam biologi kecuali ditinjau dari sudut pandang evolusi. Evolusi memperluas cakupan penjelasan materialistik sampai kepada makhluk hidup (Campbell & Reece, 2001). Teori ini memasukkan positivisme dalam biologi, yaitu dengan menerangkan manusia dan kehidupan dari sisi materi (Jacob, 1992; Gould & Singer, 1981).

Studi evolusi biologi memerlukan banyak pemahaman mengenai genetika, biokimia, embriologi, biogeografi, geologj, biologi, paleontologi, biologi molekuler, dan lain sebagainya (Indrianti, 2003).

Ironisnya, meskipun gagasan evolusi telah diterima oleh sebagian besar saintis (Raven & Johnson, 1999), gagasan ini banyak ditentang masyarakat karena kontradiksinya dengan beberapa aspek ajaran dari beberapa agama (Stearns & Hoekstra, 2001). Hal yang paling kontroversial dari teori ini adalah upayanya menjelaskan asal-usul manusia dari proses alamiah (Berry & Hallam, 1989).

Dalam tulisan Ini saya ingin meluruskan kesalahpahaman yang masih terus ada dari dulu hingga sekarang, karena jarang sekali ada orang benar-benar mengerti teori evolusi. Supaya tidak salah paham lagi mengenai teori evolusi.

1. Manusia Berasal dari Kera

Ini merupakan miskonsepsi basi yang ketinggalan zaman, kreasionis di Amerika bahkan tak lagi menggunakan argumen itu. Di mana salahnya? Pertama, dalam konsep teori evolusi (khususnya Darwin) tak ada kalimat atau materi yang mengatakan bahwa manusia berasal dari kera, silakan cari saja di bukunya langsung, baik itu On the Origin of Species maupun The Descent of Man. Karena itu hanya salah paham maksud teori evolusi saja (Kover, 2015). Lalu bagaimana yang benar? Dalam biologi evolusioner, yang dimaksud dengan evolusi manusia merujuk ke definisi bahwa manusia dan primata lainnya membagi common ancestor yang sama (Stump, 2018).

Kalau begitu, kenapa dalam ilustrasi evolusi manusia ditunjukkan gambar manusia berevolusi dari kera? (Gambarnya nanti saya share di komen). Faktanya itu merupakan gambar yang keliru, nama gambar itu adalah March of Progress, dibuat oleh seorang seniman yang kurang mengerti sains, bernama Rudolp Zallinger pada tahun 1965 (Blake, 2018), tapi kemudian gambar itu banyak dicetak dan di-copy di buku teks tanpa tahu apakah ilustrasi itu tepat atau tidak. Kenapa gambar itu kurang tepat? Karena evolusi yang sesungguhnya bukan individual seperti itu, melainkan bercabang dan dalam jumlah yang besar (populasi).

Manusia punya moyang yang sama, itu maksudnya bagaimana? Maksudnya jutaan tahun lalu, moyang manusia dan kera lainnya masih belum terlalu berkembang, tapi karena pengaruh mutasi genetik dan seleksi alam, maka bercabanglah pemisahan moyang itu, ibarat kata layaknya pohon yang punya banyak cabang, satu ke kiri, satu ke kanan, begitulah yang terjadi pada manusia. Manusia dan kera punya cabang evolusi masing2, kera (Simpanse, Gorilla, dll) juga punya cabangnya masing-masing, jadi manusia memang tidak berevolusi dari kera. Lalu kenapa ilustrasi manusia purba mirip kera? Ya mungkin maksudnya adalah hominid seperti Ramaphitecus dan Australophitecus, itu bukan kera ataupun manusia, bisa dibilang mirip kera (ape-like) tapi bukan kera.

Apa buktinya manusia membagi moyang dengan kera lain? Salah satu jawabannya adalah kesamaan genetika manusia dengan Simpanse dan kera lainnya berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tahun 2005, penelitian tahun 2012 juga sama, ditemukan kesamaan genom dan genetika (Prufer et all, 2012). Tapi apa maksud manusia punya kesamaan genetik dengan kera lain? Kalian bisa baca tulisan dari science writer lulusan biologi, Helen Thompson dari Majalah Smithsonian di sini (https://www.smithsonianmag.com/smart-news/what-does-being-99-percent-chimp-mean-180955645/). Jadi ya manusia memang tidak berasal dari kera, sehingga buang saja pertanyaan, kalau manusia berasal dari kera, kenapa kera masih ada?, kecuali anda memang suka denial, ya itu terserah Anda mau bodoh selamanya, atau ada yang belum paham, nanti bisa tanyakan.

2. Evolusi Hanyalah Teori

Ini juga merupakan salah kaprah masyarakat awam, terutama yang agamis. Karena faktanya kata ”teori” dalam sains jelas sangat berbeda dengan kata ‘teori’ dalam kehidupan sehari-hari –ex: ekonomi, sosiologi (Stump, 2018). Kita memang harus tau perbedaan antara hipotesis, teori.

Hipotesis

Hipotesis adalah penjelasan yang diajukan untuk benar-benar dapat teruji (Allain, 2013). Ya bahasa simpelnya dugaan awal untuk solusi dari suatu masalah, jadi jika dalam sains terdapat masalah atau data baru, maka ia akan jadi hipotesis dulu, karena selain harus objektif, hipotesis juga harus melewati percobaan berulang kali.

Tags :
Kategori :

Terkait