JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, MUARASABAK, JAMBI - Sejak beberapa pekan terakhir, hujan deras yang turun cukup lama selalu terjadi hampir di seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Tanjab Timur. Kondisi ini berdampak pada naiknya permukaan air sungai Batanghari.
Namun kenaikan air sungai Batanghari, tidak murni semua karena curah hujan yang intens di Tanjab Timur, tapi juga dipengaruhi air kiriman dari kawasan ulu.
"Untuk saat ini kondisi air sungai yang mengalami peningkatan ini belum masuk kategori mengkhawatirkan atau masih terbilang normal. Namun jika pergerakan air terus naik dan mencapai ketinggian lima meter, baru kita tetapkan status siaga banjir. Saat ini belum ada tanda-tanda ketinggian air meningkat terlalu tinggi," jelas Indra Gunawan, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Tanjab Timur.
Berdasarkan koordinasi BMKG bahwa, pada minggu kedua November akan terjadi awal mula musim penghujan tinggi. "Kalau saat ini masih peralihan pancaroba, dari musim panas ke musim penghujan. Biasanya pertiga hari akan ada pemberitahuan terkait kondisi cuaca di Tanjab Timur ini," jelasnya.
Di Tanjab Timur terdapat dua kecamatan yang masuk kategori rawan banjir, yakni Kecamatan Berbakti dan Kecamatan Dendang.
Untuk di Kecamatan Berbak sendiri, terdapat titik pertemuan tiga aliran sungai besar yang mengakibatkan beberapa wilayah di kecamatan itu kerap menjadi langganan pertama banjir saat musim penghujan.
"Kelurahan Simpang Kecamatan Berbak memang sering menjadi langganan banjir. Tapi antisipasi dari masyarakat sana udah bagus dan mereka sudah tau apa yang harus dilakukan jika banjir datang," ujar Indra.
Saat ini ketinggian air masih dipengaruhi oleh pasang surut. Bukan hanya hujan deras, angin kencang juga sering terjadi bersamaan dengan turunnya hujan.
Untuk itu, masyarakat yang tinggal diwilayah pesisir dan para nelayan diminta selalu waspada dengan angin kencang yang sewaktu-waktu bisa terjadi hingga beberapa hari kedepan. (pan/ira)