Kondisi Orang Rimba Dalam Keadaan Tak Baik

Rabu 03-11-2021,09:13 WIB

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, KOTA JAMBI, JAMBI - Konflik antara Suku Anak Dalam (SAD) dan perusahaan sawit PT Primatama Kreasimas (JAW,red) yang  mengakibatkan tiga satpam ditembak, saat ini terus diproses.  Waka Polda Jambi, Brigjen Pol Yudawan Roswinarso saat dikonfirmasi mengatakan, pasca kejadian penembakan, tim jajaran anggota Polda Jambi sudah di lokasi kejadian.

"Tim personel gabungan Polda Jambi sudah di lokasi kejadian demi menjaga keamanan agar tidak terjadi lagi keributan," sebutnya.

Yudawan mengatakan, di lokasi kejadian, Wadirkrum Polda Jambi, AKBP Trisaksono Puspo Aji juga berkunjung ke beberapa rumah warga SAD agar menyerahkan senjata api kecepek laras panjang ke pihak Kepolisian.

"Kalau terhitung dari pasca kejadian, ada sebanyak 16 kecepek laras panjang diamanankan," jelasnya.  Yudawan menyebutkan, terkait ditembaknya anggota satpam, pihak Polda Jambi, masih mencari pelaku penembakan dengan berkolaborasi dengan pihak WARSI dan WALHI untuk menjembatani ke pihak SAD.

"Kita belum tentukan hukuman apa yang dibuat kepada pelaku SAD karena pelaku saat ini kabur ke dalam hutan yang jaraknya bisa mencapai 8 jam. nNamun tetap diselidiki sambil bersosialiasi kepada masyarakat SAD," pungkasnya.

Sementara itu, akibat konflik tersebut, menyebabkan orang Rimba mengungsi dari pemukiman mereka. Tercatat 96 keluarga dengan 324 jiwa Orang Rimba yang tidak lagi ada di pemukiman mereka di Selentik, Desa Lubuk Jering, Ujung Doho dan Singosari, Desa Pematangkabau, Kecamatan Airhitam, Sarolangun.

Kepergian Orang Rimba terjadi setelah adanya penyerangan ke pemukiman Orang Rimba yang menumpang di dalam kebun sawit warga Desa  Lubuk Jering. Penyerangan yang dilakukan menurut informasi di lapangan dilakukan oleh karyawan perusahaan sebanyak dua truk. Para karyawan ini merusak sudung dan membakar motor Orang Rimba. Di Pemukiman  Madani Desa Lubuk Jering juga tidak lepas dari aksi kekerasan. Di pemukiman yang sudah kosong itu, ada lima motor yang dibakar karyawan perusahaan.

Menyikapi kejadian ini, Komunitas Konservasi Indonesia Warsi turut berperan untuk mengurai konflik dan mencari penyelesaian persoalan secara adil dan memberikan rasa aman untuk semua pihak.  Pasca kejadian Warsi masih berupaya untuk menemui kelompok-kelompok yang terpencar-pencar menyelamatkan diri. “Bagi Orang Rimba konflik di perkebunan dan dilanjutkan dengan penyerbuan  ke pemukiman adalah hal yang sangat menakutkan, itulah yang menyebabkan mereka lari,”kata Robert Aritonang Manager Program Suku-Suku Komunitas Konservasi Indonesia  Warsi.

Menurutnya penting untuk memastikan keberadaan Orang Rimba yang lari ini. Karena dilihat dengan waktu kejadian dan melarikan ini, sudah bisa dipastikan Orang Rimba tidak akan memiliki bahan pangan yang cukup.

“Kami saat ini menyusul kelompok ini satu persatu, sembari mengantarkan ke mereka bahan pangan dari Polda untuk membantu mereka bertahan hidup di masa yang pastinya akan sulit untuk mencari bahan pangan,”kata Robert.

Dari penelusuran Warsi ke kelompok-kelompok  ini, ditemukan kondisi mereka yang mengungsi tidak dalam kondisi yang baik. Meladang,  yang lari jauh dari pemukiman awalnya, saat ini sedang sakit demam dan batuk. Anggota kelompok Meladang juga terpencar berjauhan. Pun demikian dengan Kelompok Melayau Tuha yang juga kondisinya masih dalam situasi ketakutan dan belum mau untuk kembali ke pemukiman Madani di Lubuk Jering. Kondisi serupa juga dialami oleh kelompok lain, Kondisi kelompok lain juga tidak lebih baik. Sebagian besar terutama perempuan dan anak-anak berada dalam kondisi trauma berat dan ketakutan.

Pendekatan adat dan persuasif

Dari diskusi yang dilakukan dengan kelompok-kelompok yang sedang mengungsi ini, pada intinya mereka bersedia untuk diskusi dan musyawarah dengan para pihak dengan catatan didampingi Warsi dan dijaminkan keamanannya. Dengan sudah adanya kesediaan kelompok-kelompok ini untuk berdiskusi dan bertemu  dengan para pihak.

“Warsi mendorong aparat keamanan untuk menempuh penyelesaian persoalan ini pendekatan adat ke Orang Rimba secara persuasif dan  penyelesaian yang memberikan rasa adil untuk semua pihak,”kata Robert.

Dalam penyelesaian konflik ini, Warsi berharap para pihak, utamanya pihak keamanan dan juga pemerintah juga melakukan pendekatan yang sama ke perusahaan.

Tags :
Kategori :

Terkait