MUARA BUNGO, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Satu-satunya jalan provinsi yang menghubungkan Simpang 4 Rantau Ikil menuju Simpang Rajo, Kampung Pangean Atas Ujung Tanjung, Kecamatan Jujuhan dalam kondisi kritis.
Kawasan yang yang berbatasan langsung dengan Blok D Sitiung 4 Sungai Rumbai, Kabupaten Dharmasraya Provinsi Sumatera Baret ini, tinggal menunggu detik-detik amblas yang berpotensi memutus total akses jalan Jambi–Sumbar.
Pantauan awak media menunjukkan, sejumlah titik parah mulai dari jalan Rantau Ikil, tepatnya lokasi yang pernah amblas pada tahun 2023 lalu.
Hingga kini, kerusakan yang terjadi justru semakin memprihatinkan. Kondisi jalan semakin tidak layak dilalui, terutama setelah jalur ini menjadi jalan alternatif pada tahun 2024 akibat putus totalnya jalan lintas utama saat itu.
BACA JUGA:Kapolri Teken Perpol Baru! Ini Daftar 17 Kementerian dan Lembaga yang Bisa Dijabat Polisi Aktif
Kerusakan terbesar terlihat di Kampung Penual. Di titik ini, terdapat satu polongan yang amblas hingga menyisakan badan jalan selebar sekitar 2 meter.
Bahkan, bagian yang tersisa pun sudah tampak berlubang dan hanya ditopang lapisan aspal tipis. Situasi ini membuat pengendara merasa was-was setiap kali melintas, terutama kendaraan bertonase berat.
Afrizal, salah seorang warga Rantau Ikil, menyampaikan kekecewaannya terhadap pemerintah yang tak kunjung melakukan perbaikan berarti sejak kerusakan besar pada 2023 lalu.
"Jalan provinsi yang berada di Rantau Ikil tidak pernah diperbaiki pasca amblas tahun 2023. Sudah sering pengendara alami kecelakaan, begitu juga banyak kerusakan terparah di beberapa titik," ujar Afrizal.
BACA JUGA:Tok! Kasus Pembakaran Pompong di Desa Gedong Karya Muaro Jambi Berakhir Damai
Ia menegaskan bahwa masyarakat Jujuhan sangat berharap pemerintah provinsi segera turun tangan memperbaiki kerusakan sebelum kondisi semakin memburuk, terlebih saat ini wilayah tersebut sudah memasuki musim hujan.
"Harapan kami, Pemerintah Provinsi Jambi segera melakukan perbaikan. Mengingat kondisi cuaca sudah musim hujan sekarang ini, kerusakan akan bertambah parah lagi," tambahnya.
Hingga kini, masyarakat yang sehari-hari bergantung pada jalur tersebut terus diliputi kekhawatiran.
Jika tidak ada tindakan cepat, potensi terputusnya akses antarprovinsi dipastikan akan berdampak besar pada mobilitas warga, distribusi logistik, hingga aktivitas ekonomi di wilayah perbatasan Jambi–Sumatera Barat.