Polda Jambi Selidiki Kasus Dugaan TPPO yang Dialami Remaja Perempuan

Rabu 19-11-2025,18:53 WIB
Reporter : Risza S Bassar
Editor : Risza S Bassar

Sang anak kini sering panik, memegangi kepala dan tangan, serta menunjukkan reaksi berlebihan saat ditegur. 

Dia juga sudah membawa KR ke psikolog, dan kemudian merujuk korban ke psikiater dan Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) untuk penanganan lebih lanjut.

“Anak saya sempat mengonsumsi obat pereda nyeri hingga lima tablet per hari untuk meredakan kecemasannya,” kata TW, hari Senin tanggal 17 November 2025 lalu.

Dari pengakuan KR, dia awalnya dijemput oleh tantenya sendiri, inisial L. Alasannya mau diajak nongkrong di kafe.

BACA JUGA:Kecerdasan Buatan Bisa Mengambil Alih Profesi, Ancaman terhadap 300 Juta Pekerjaan

Alih-alih diajak nongkrong ke kafe, rupanya korban dibawa ke tempat lain. Dia malah dibawa ke rumah dan dipaksa masuk ke kamar bersama seorang pria. 

Di sana, dia diikat, bajunya dibuka paksa, dan mengalami tindakan asusila.

TW menegaskan semua bukti, termasuk visum, laporan psikologis, dan psikiater, telah diserahkan ke kepolisian, namun hingga kini pelaku belum ditangkap.

Dia berharap, pihak kepolisian segera menindaklanjuti dan memproses hukum pelaku. "Anak saya masih menjalani pendampingan psikologis karena trauma berat,” ujarnya.

BACA JUGA:Janji Diajak ke Kafe oleh Tantenya, Remaja 17 Tahun di Jambi Justru Diserahkan ke Pria Hidung Belang

Kasus ini menyoroti TPPO yang melibatkan anggota keluarga sendiri, sekaligus menunjukkan perlunya pengawasan lebih ketat dan penanganan cepat terhadap korban agar trauma tidak berkepanjangan.

Kategori :