JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Tesla dan General Motors (GM) dikabarkan tengah melakukan langkah besar untuk mengurangi ketergantungan pada suku cadang buatan China dalam produksi kendaraan yang dijual di Amerika Serikat.
Menurut laporan Arena EV, Senin 17 November 2025, kedua produsen otomotif raksasa itu aktif meminta pemasok mereka mencari sumber bahan baku dan komponen elektronik dari negara lain.
Upaya ini telah memicu gerakan besar-besaran di industri untuk mencari sumber alternatif di luar China, mulai dari material dasar hingga chip dan modul elektronik.
Kekhawatiran mengenai ketergantungan berlebihan pada satu negara sebenarnya muncul sejak masa pandemi COVID-19.
BACA JUGA:Tesla Tarik 6.197 Unit Cybertruck Foundation Series Akibat Masalah Lampu Depan
Ketika China melakukan penutupan wilayah, rantai pasokan global terkena dampak besar dan menciptakan gangguan produksi yang berkepanjangan.
Namun, dorongan utama kedua perusahaan kini lebih berkaitan dengan faktor ekonomi, terutama ketidakpastian biaya akibat tarif tinggi terhadap impor dari China.
Tesla disebut telah mengambil langkah paling agresif. Perusahaan itu memutuskan untuk menghentikan penggunaan komponen dari pemasok China untuk produksi mobil di Amerika Serikat sejak awal tahun ini.
Tesla bahkan meminta semua pemasoknya untuk segera beralih dari komponen China dalam seluruh lini produksi di AS. Sejumlah mitra Tesla dilaporkan telah berhasil mengganti suku cadang tersebut dengan komponen dari negara lain.
BACA JUGA:Wah! Tesla Rilis Layanan Berlangganan Full Self-Driving Supervised di Australia
Lebih jauh lagi, Tesla dikabarkan menargetkan pengalihan total semua komponen kendaraan ke sumber non-China dalam rentang satu hingga dua tahun ke depan.
Langkah ini cukup mengejutkan, mengingat bisnis Tesla di China justru berkembang pesat. Pabrik terbesar Tesla di Shanghai, yang memproduksi Model 3 dan Model Y, saat ini bergantung pada lebih dari 95 persen komponen lokal.
Dalam laporan tertanggal 26 November 2024, Tesla tercatat memiliki kontrak dengan lebih dari 400 pemasok China, di mana lebih dari 60 di antaranya telah terintegrasi dalam rantai pasokan global perusahaan.
Meski demikian, perubahan strategi tetap dilakukan untuk meminimalkan paparan terhadap tarif dan risiko geopolitik. GM juga mengambil arah serupa.
BACA JUGA:Hyundai dan BAIC Luncurkan SUV Listrik Futuristik Elexio EO di Tiongkok, Siap Saingi Tesla dan BYD