JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Kemenangan Zohran Mamdani dalam pemilihan Wali Kota New York City menjadi peristiwa bersejarah yang mengguncang lanskap politik Amerika Serikat.
Di usia 34 tahun, politisi muda dari Partai Sosialis Demokrat ini berhasil merebut kursi kekuasaan di kota terbesar AS, mengalahkan kandidat independen sekaligus mantan gubernur berpengaruh, Andrew Cuomo.
Keberhasilannya bukan hanya mencatat rekor sebagai wali kota Muslim pertama dan termuda dalam lebih dari satu abad, tetapi juga menandai kebangkitan politik progresif yang menantang arus lama di negeri Paman Sam.
Mamdani muncul sebagai simbol perubahan di tengah kekecewaan publik terhadap politik elitis dan kebijakan yang dianggap jauh dari kepentingan rakyat.
BACA JUGA:KPK Pastikan Penyelidikan Dugaan Korupsi Proyek Kereta Cepat Whoosh Tetap Berlanjut
Dengan kampanye yang menekankan keadilan sosial, keterjangkauan ekonomi, serta solidaritas lintas komunitas, ia mampu membangun dukungan luas dari generasi muda, pekerja kelas menengah, dan kelompok minoritas.
Sosoknya mencerminkan semangat baru yakni, seorang pemimpin yang tidak ragu berbicara lantang tentang isu global seperti Gaza, namun tetap berakar kuat pada persoalan domestik warga New York.
Lebih dari sekadar kemenangan elektoral, keberhasilan Mamdani menjadi refleksi dari pergeseran arah politik Amerika menuju keberanian moral.
Ia tidak hanya berani menentang ketidakadilan di luar negeri, tetapi juga secara terbuka menantang tokoh besar seperti Donald Trump yang berusaha memengaruhi hasil pemilu.
BACA JUGA:Provinsi Sumbar Siap Jadi Tuan Rumah PON 2032
Dari latar belakang imigran hingga puncak kekuasaan kota, Zohran Mamdani menegaskan politik baru Amerika Serikat kini berbicara dengan suara yang lebih muda, lebih berani, dan lebih manusiawi.
Berikut 5 fakta di balik kemenangan Zohran Mamdani:
1. Zohran Mamdani Cetak Sejarah Jadi Wali Kota Muslim Pertama New York
Politisi muda Zohran Mamdani (34), dari Partai Sosialis Demokrat, resmi terpilih sebagai Wali Kota New York City pada Selasa 4 November 2025.
Kemenangan ini menjadi tonggak penting dalam kariernya, mengubah sosok yang dulunya hanya dikenal di tingkat legislatif negara bagian menjadi figur sentral dalam politik nasional Amerika Serikat.