Kehidupan di pesantren membentuk karakter Wahid sebagai sosok yang disiplin, pekerja keras, dan dekat dengan nilai-nilai agama.
Setelah lulus, ia melanjutkan studi ke IAIN Suska Riau (kini UIN Suska Riau), jurusan Pendidikan Agama Islam.
Namun, di sela-sela pendidikan itu, Wahid sempat bekerja serabutan, termasuk menjadi kuli bangunan, demi membantu perekonomian keluarga.
“Tidak pernah saya impi-impikan menjadi gubernur. Saya dahulu dibawa berdagang sama ayah saya ke Batam sampai ke Singapura, dan ke depannya pun saya berpikir akan berdagang,” ungkap Abdul Wahid kutip situs Dipersip Riau.
BACA JUGA:Pertama di Asia Tenggara! Telkomsel & OpenAI Hadirkan Promo Bundel ChatGPT Go yang Lebih Terjangkau
Karier politiknya dimulai saat aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan kemudian bergabung dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Dari aktivis kampus, ia beranjak menjadi Wakil Sekretaris DPW PKB Riau, hingga akhirnya dipercaya sebagai Ketua DPW PKB Provinsi Riau sejak 2011.
Wahid dua kali terpilih menjadi anggota DPRD Riau, sebelum melangkah ke Senayan sebagai anggota DPR RI periode 2019–2024.
Karier politiknya mencapai puncak ketika ia terpilih sebagai Gubernur Riau periode 2025–2030 bersama S. F. Hariyanto, dengan perolehan suara lebih dari 1,2 juta.
BACA JUGA:Adenata dan Rheza Melesat Kencang Kuasai Podium MRS Seri Akhir Bersama CBR600RR
Kini, perjalanan panjang itu menghadapi ujian berat. KPK masih mendalami dugaan keterlibatan Abdul Wahid dalam kasus suap proyek infrastruktur.
Sementara itu, publik menantikan penjelasan resmi lembaga antirasuah mengenai hasil pemeriksaan dalam 1×24 jam ke depan.