Diare Masih Jadi Faktor Penyebab di Tengah Tingginya Angka Kematian Indonesia

Rabu 29-10-2025,14:00 WIB
Reporter : nazila
Editor : nazila

JAMBI - INDEPENDENT.CO.ID - Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Bayu Teja, menyebut angka kematian di Indonesia masih berada pada level yang tinggi. Penyebab utamanya antara lain penyakit menular seperti diare dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), serta komplikasi pada ibu hamil dan bayi.

Kondisi ini mendorong pemerintah memperkuat layanan kesehatan primer melalui program nasional “Cek Kesehatan Gratis” yang kini telah menjangkau puluhan juta masyarakat di berbagai daerah.

“Masalah utama kita saat ini adalah tingginya angka kematian akibat penyakit menular maupun kematian ibu dan bayi. Karena itu, kami memperbanyak kunjungan bagi ibu hamil dan memperkuat imunisasi serta skrining kesehatan di puskesmas,” kata Bayu.

BACA JUGA:Gencatan Senjata Dilanggar, Israel Kembali Menyerang Gaza dan Menewaskan 9 Orang

Menurut Bayu, program skrining gratis tersebut kini juga difokuskan pada deteksi dini penyakit tidak menular seperti jantung, stroke, dan kanker.

Ketiga penyakit itu disebut menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia sekaligus penyerap biaya terbesar dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

“Melalui program ini, kami ingin mengetahui profil kesehatan masyarakat secara nasional agar pemerintah dapat melakukan intervensi lebih cepat dan tepat sasaran,” jelasnya.

Sejak diluncurkan pada Februari 2025, program Cek Kesehatan Gratis telah diikuti sekitar 40 juta penduduk.

BACA JUGA:Utang Negara Capai Rp 9.138 Triliun, Purbaya Imbau Tak Perlu Cemas

Pemerintah menargetkan kegiatan ini dilakukan secara rutin setiap tahun agar seluruh warga memiliki catatan kesehatan yang terintegrasi melalui sistem digital Satu Sehat.

Bayu juga menuturkan bahwa transformasi sistem kesehatan Indonesia dijalankan berdasarkan enam pilar utama yaitu peningkatan pelayanan kesehatan primer (puskesmas), pelayanan sekunder (akses rumah sakit), ketahanan kesehatan (penyediaan obat dan alat kesehatan), pembiayaan kesehatan, penguatan sumber daya manusia (SDM) kesehatan, serta pemanfaatan teknologi kesehatan.

Menurutnya, tiga pilar terakhir berfungsi sebagai penopang bagi peningkatan mutu layanan kesehatan. Namun, tantangan besar yang masih dihadapi pemerintah adalah keterbatasan tenaga medis, khususnya dokter spesialis di wilayah terpencil. 

BACA JUGA:Perempuan di Bukittinggi yang Buang Bayi ke Jurang Kini Jadi Tersangka, Akui Lupa Wajah Sang Ayah

“Distribusi dokter belum merata. Karena itu, pemerintah menyiapkan beasiswa pendidikan dokter spesialis (PPDS) dan sistem hospital-based agar kebutuhan tenaga medis bisa segera terpenuhi,” ujarnya.

Selain memperkuat layanan kesehatan, Kemenkes juga mendorong kemandirian industri farmasi nasional dengan meningkatkan penggunaan bahan baku lokal, termasuk obat herbal.

Kategori :