Penggunaan Stablecoin Melonjak Usai UU Kripto AS Disahkan, Transaksi Tembus USD 10 Miliar

Senin 27-10-2025,09:00 WIB
Reporter : widya
Editor : widya

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Popularitas stablecoin, token digital yang nilainya dipatok terhadap dolar AS, terus meningkat di kalangan konsumen dan pelaku bisnis.

Sejak Undang-Undang Genius disahkan pada Juli 2025, penggunaan stablecoin untuk transaksi barang, jasa, dan pembayaran lintas negara melonjak tajam.

Menurut laporan Artemis yang dikutip dari Yahoo Finance, lebih dari USD 10 miliar (sekitar Rp166 triliun) ditransfer melalui stablecoin sepanjang Agustus, naik signifikan dari USD 6 miliar pada Februari.

Dengan tren tersebut, volume transaksi tahunan stablecoin diproyeksikan mencapai USD 122 miliar atau setara Rp2.030 triliun.

BACA JUGA:Misbakhun Soroti Dana Rp234 Triliun Pemda Mengendap di Bank, Minta Pemerintah Dorong Belanja Daerah

Undang-Undang Genius yang ditandatangani Presiden AS Donald Trump pada 18 Juli 2025 menetapkan regulasi bagi penerbit stablecoin, termasuk kewajiban mendukung token dengan aset likuid seperti surat utang negara. Aturan ini meningkatkan kepercayaan pasar terhadap instrumen digital tersebut.

Pakar data Artemis, Andrew Van Aken, menyebut lonjakan ini menunjukkan dampak langsung dari disahkannya regulasi tersebut.

 "Jika Anda melihat pasokan stablecoin pada tren tertentu, dan kemudian tepat setelah Genius berlalu, tren tersebut semakin berubah," ujarnya.

Data Artemis menunjukkan, transaksi antarbisnis kini mendominasi penggunaan stablecoin, mencapai USD 6,4 miliar per bulan naik 133% sejak Februari. Transaksi peer-to-peer antar konsumen tetap stabil di USD 1,6 miliar per bulan.

BACA JUGA:Ahli Peringatkan Bahaya Aneurisma Pecah, Dapat Sebabkan Pendarahan Fatal di Otak

Perusahaan memilih stablecoin karena efisiensinya dalam menghindari keterlambatan transfer internasional. "Bisnis muak dengan proses pengiriman setoran yang panjang antarbank," ujar Van Aken. 

Dengan rata-rata pembayaran bisnis mencapai USD 250.000, stablecoin dinilai mempercepat transaksi besar dan lintas batas. Beberapa bank besar pun mulai melirik teknologi ini. 

Layanan keuangan Zelle berencana memperluas jangkauan internasional dengan memanfaatkan stablecoin untuk transfer lintas negara.

Van Aken menilai, kemampuan stablecoin dalam memberikan hasil investasi dan transfer modal cepat membuatnya kian diminati.

"Karena stablecoin terbukti menjadi alat tukar yang lebih baik, hal itu hanya akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadapnya," katanya.

Kategori :