JAMBI - INDEPENDENT.CO.ID - Bangunan tiga lantai yang berada di kompleks Pondok Pesantren Al Khoziny, Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, ambruk pada Senin, 29 September 2025 sore, tepat ketika para santri tengah melaksanakan salat Asar di lantai satu.
Peristiwa tersebut menyebabkan puluhan santri tertimpa reruntuhan dan hingga kini proses evakuasi masih terus berlangsung.
Hingga Selasa, 30 September 2025 siang, diperkirakan masih ada tujuh korban yang terjebak di bawah puing-puing bangunan.
BACA JUGA:Bina Kasih Revans! 2 Menit Terakhir Jadi Penentu Kemenangan Gubernur Cup Basketball 2025
Sekretaris Daerah Jawa Timur, Adhy Karyono, menegaskan bahwa tim gabungan masih berupaya keras mengevakuasi mereka.
“Fokus kami adalah menyelamatkan tujuh orang itu, karena beberapa di antaranya masih bisa berkomunikasi dengan tim penyelamat,” ujarnya.
Untuk membantu para korban bertahan hidup, petugas mengalirkan oksigen serta makanan melalui celah reruntuhan.
Namun, evakuasi tidak mudah karena struktur bangunan dikhawatirkan semakin rapuh dan berpotensi runtuh kembali.
Oleh sebab itu, tim SAR mengutamakan keselamatan korban dan relawan dengan bekerja hati-hati tanpa menggunakan alat berat.
Adhy menambahkan, sejauh ini sebanyak 11 santri telah berhasil dievakuasi, meski dua di antaranya ditemukan meninggal dunia.
Ia menyebut, berdasarkan pemantauan, tujuh korban yang masih terjebak terdeteksi berada di tiga titik berbeda: satu di bagian belakang, satu di tengah, dan lima lainnya di sisi kanan bangunan.
BACA JUGA:Nah! Oknum Kades dan Ketua RT di Tanjab Timur Jadi Tersangka
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, turut memberikan pernyataan resmi terkait musibah ini.
Ia memastikan bahwa hingga Selasa pagi sudah ada tiga santri yang terkonfirmasi meninggal dunia, yakni Muhammad Saleh asal Bangka Belitung, Maulana Alfan Ibrahimnomik, serta Muhammad Masdulhaq.