JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Terlalu lama tidak makan, baik karena kesibukan, berpuasa, maupun kebiasaan menunda sarapan, ternyata dapat membawa dampak serius bagi kesehatan tubuh.
Makanan merupakan sumber energi utama sehingga hampir seluruh sistem tubuh dapat terganggu jika asupan energi terhenti.
Christy Harrison, MPH, RD, CDN, seorang ahli gizi, menekankan bahwa bukti ilmiah mengenai manfaat melewatkan makan masih sangat terbatas.
BACA JUGA:Harga Sembako Naik, Ayam Tembus Rp 40 Ribu per Kilogram dan Cabai Merah Rp 65 Ribu
"Walaupun banyak pendukung puasa mengklaim adanya bukti ilmiah yang mendukung kebiasaan melewatkan makan, sejatinya penelitian tersebut masih sangat awal dan belum cukup kuat untuk dijadikan dasar rekomendasi, terlebih jika melihat berbagai risikonya," ujar Harrison, Rabu 24 September 2025.
Dampak Melewatkan Waktu Makan
1. Penurunan gula darah dan peningkatan stres
Ketika tubuh terlalu lama tidak menerima asupan makanan, kadar gula darah akan menurun. Kondisi ini memicu produksi hormon kortisol atau yang dikenal sebagai hormon stres.
Kadar kortisol tinggi dapat menimbulkan rasa cemas, mudah marah, dan perubahan suasana hati.
Sebuah studi yang melibatkan hampir 400 ribu partisipan bahkan menemukan, kebiasaan melewatkan sarapan berkaitan dengan meningkatnya risiko depresi dan kecemasan, terutama pada kalangan remaja.
2. Energi menurun dan fokus terganggu
Otak membutuhkan glukosa dari karbohidrat sebagai sumber energi utama. Jika cadangan energi ini habis, tubuh menjadi lemas, konsentrasi berkurang, dan aktivitas fisik pun berisiko karena tubuh kekurangan kalori untuk dibakar. Rasa lapar berkepanjangan juga dapat menyebabkan pusing dan gemetar.
3. Gangguan sinyal lapar dan kenyang
Tubuh secara alami memberi tanda lapar dan kenyang melalui hormon ghrelin dan leptin.