Sedih! Sebanyak 21 Anak Tewas Kelaparan di Gaza dalam 3 Hari Terakhir

Rabu 23-07-2025,10:27 WIB
Reporter : Risza S Bassar
Editor : Risza S Bassar
Sedih! Sebanyak 21 Anak Tewas Kelaparan di Gaza dalam 3 Hari Terakhir

Israel mengeklaim telah memfasilitasi masuknya bantuan, namun menyalahkan Hamas atas dugaan pencurian bantuan, yang dibantah oleh Hamas.

Seorang pejabat Gedung Putih turut menuding Hamas menyebar disinformasi dan menyerang bantuan kemanusiaan, sambil menyatakan dukungan terhadap Yayasan Kemanusiaan Gaza (Gaza Humanitarian Foundation/GHF) yang didukung Israel.

Sejak gencatan senjata enam minggu gagal pada Maret 2025 lalu, Israel kembali memberlakukan blokade penuh terhadap Gaza. Bantuan mulai masuk kembali pada akhir Mei 2025, tetapi lembaga internasional menyebut stok telah menipis.

Ketegangan meningkat atas dominasi GHF dalam distribusi bantuan, menggantikan peran PBB.

BACA JUGA:Pasangan Zodiak Ini Sering Jalan Bareng, Tapi Gak Pernah Nyambung!

PBB menyatakan pasukan Israel telah membunuh lebih dari 1.000 warga Palestina yang sedang mengantre bantuan di titik distribusi GHF sejak akhir Mei.

Sekitar 800 di antaranya tewas dalam beberapa minggu terakhir, mayoritas akibat tembakan di lokasi distribusi.

Badan PBB menyebut sistem GHF tidak netral secara kemanusiaan. Kepala UNRWA, badan pengungsi Palestina PBB, menyatakan staf dan relawan kini pingsan karena kelaparan.

Dewan Pengungsi Norwegia juga melaporkan kehabisan tenda, makanan, dan pasokan darurat. "Tidak ada yang tersisa," kata Direktur Jan Egeland.

BACA JUGA:Jangan Panik ! Yuk Kenali Penyebab dan Cara Penyembuhan Sariawan Pada Lidah Anak

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyebut gambar korban sipil di titik distribusi bantuan sebagai hal yang tidak dapat ditoleransi, dan mendesak Israel menepati janji peningkatan akses bantuan.

Pada hari yang sama, serangan udara Israel menewaskan 15 orang pada berbagai wilayah Gaza, termasuk 13 orang di kamp pengungsi Al-Shati di barat Gaza City. Lebih dari 50 orang terluka.

Kamp Al-Shati yang berada di pesisir Laut Mediterania dihuni ribuan keluarga pengungsi yang tinggal di tenda dan bangunan darurat. Sebagian besar penduduk Gaza telah berpindah tempat sedikitnya satu kali selama konflik.

Raed Bakr (30), ayah tiga anak, menggambarkan serangan di kamp sebagai mimpi buruk. "Api, debu, asap, dan potongan tubuh beterbangan. Anak-anak menjerit," katanya kepada AFP.

BACA JUGA:Hmmmm... Zodiak yang Terlihat Kuat, Tapi Diam-Diam Rentan Tersakiti

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) turut menuduh pasukan Israel menyerang personelnya.

Kategori :