Jangan Operasi Rahang Sebelum Pasang Behel! Ini Penjelasan Dokter

Sabtu 12-07-2025,08:54 WIB
Reporter : Edo Adri
Editor : Edo Adri
Jangan Operasi Rahang Sebelum Pasang Behel! Ini Penjelasan Dokter

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID – Dokter Spesialis Bedah Plastik Subspesialis Kraniomaksilofasial Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), dr. Dwi Wicaksono, Sp.B.P.R.E., Subsp.K.M.(K), menegaskan pentingnya pemasangan behel sebelum pasien menjalani operasi ortognatik atau bedah rahang. Prosedur ortodonti ini disebut berperan penting dalam mendukung keberhasilan tindakan pembedahan.

“Pemasangan behel idealnya dilakukan lebih dulu karena sangat membantu kami sebagai operator saat melakukan tindakan operasi,” jelas dr. Dwi dalam diskusi daring yang digelar di Jakarta, Jumat.

Menurut Dwi, behel berfungsi membentuk lengkungan rahang secara optimal sebelum prosedur bedah dilakukan. Dengan demikian, proses pembedahan menjadi lebih terarah dan efisien.

Apabila susunan gigi dan rahang belum dalam posisi yang sesuai, pasien berpotensi menjalani operasi yang lebih rumit. Dokter mungkin harus melakukan pemotongan rahang dalam beberapa bagian jika ditemukan posisi gigi yang tidak sejajar, seperti gigi yang maju di satu sisi dan mundur di sisi lainnya.

BACA JUGA:Kurang Tidur? Ini 5 Cara Ampuh Agar Tubuh Tetap Berenergi dan Fokus Seharian

“Bisa jadi rahangnya dipotong menjadi dua atau bahkan tiga bagian, tergantung dari kompleksitas kondisi pasien,” terang Dwi.

Oleh karena itu, perawatan ortodonti sebelum pembedahan menjadi langkah esensial, termasuk menentukan titik penempatan bracket dan menyesuaikan bentuk lengkung rahang melalui kontrol rutin bersama dokter gigi spesialis ortodonti.

Selain pemasangan behel, dokter juga memerlukan alat bantu berupa wafer atau splint saat melakukan pembedahan rahang. Kedua alat tersebut berfungsi sebagai panduan untuk memastikan posisi rahang dan gigi tetap presisi selama proses operasi.

“Wafer atau splint itu harus dikaitkan dengan kawat dan behel. Karena itu, sebelum menjalani operasi, pasien sangat disarankan sudah menggunakan behel terlebih dahulu,” tegas Dwi.

BACA JUGA:Wabup Katamso Serahkan Bantuan Program 'GENTING' bagi Keluarga Berisiko Stunting di Muara Papalik

Setelah operasi selesai, penggunaan behel tetap dipertahankan hingga dokter spesialis ortodonti menilai bahwa posisi rahang dan gigi pasien telah berada dalam kondisi optimal. Baru setelah itu, behel dapat dilepas.

Dokter Spesialis Ortodonti RSCM, drg. Julietta Pancawati, Sp.Ort., FCFO, menambahkan bahwa metode bedah “surgery first” atau operasi tanpa perawatan ortodonti awal hanya dapat dilakukan pada pasien yang memiliki lengkungan gigi yang sudah cukup baik.

“Kalau susunan gigi dan lengkungnya sudah mendekati ideal, biasanya kami hanya pasang bracket atau langsung jalani surgery first,” ujarnya.

Namun, jika pasien memiliki kelainan seperti gigi sumbing, crowding (berjejal), atau rahang menyempit (konstriksi), maka pendekatan “surgery first” menjadi lebih sulit dilakukan. Sebagian besar pasien dengan kondisi tersebut justru memerlukan perawatan behel yang lebih intensif sebelum tindakan pembedahan bisa dilakukan.

BACA JUGA:Astra Honda Optimis Bawa CBR Dominasi ARRC Motegi

Karena itu, Julietta menyarankan setiap pasien yang berencana menjalani operasi rahang untuk berkonsultasi lebih awal dan menyiapkan kondisi giginya secara menyeluruh.

Pemasangan behel bukan hanya untuk estetika, melainkan menjadi bagian krusial dalam mempersiapkan bedah rahang. Bagi Anda yang mempertimbangkan prosedur ortognatik, langkah pertama yang paling penting adalah konsultasi dengan tim spesialis ortodonti dan bedah wajah terpercaya untuk menyusun rencana perawatan terbaik.

Kategori :