Sering Alami Kedutan di Wajah? Waspadai Gangguan Saraf Serius Ini

Sabtu 15-03-2025,09:22 WIB
Reporter : Edo Adri
Editor : Edo Adri

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Kedutan di wajah yang terjadi berulang kali dan sulit dikendalikan bisa menjadi tanda gangguan saraf yang lebih serius. Dokter spesialis bedah saraf dari Bethsaida Hospital, Wienorman Gunawan, mengungkapkan bahwa kondisi ini dikenal dalam dunia medis sebagai hemifacial spasm, yang disebabkan oleh tekanan pembuluh darah terhadap saraf wajah.

"Hemifacial spasm terjadi akibat adanya gangguan pada saraf wajah yang menyebabkan kontraksi otot secara tiba-tiba dan berulang pada salah satu sisi wajah," ujar dr. Wienorman dalam keterangan persnya.

Ia menjelaskan bahwa seiring bertambahnya usia, pembuluh darah dapat mengalami perubahan bentuk dan elastisitas yang membuatnya menekan saraf wajah. Tekanan ini bisa mengakibatkan kedutan yang terjadi terus-menerus dan sulit dikendalikan.

BACA JUGA:Humas Polda Jambi Bagikan Takjil kepada Masyarakat di Simpang Kebon Kopi

BACA JUGA:Edi Purwanto Sebut Ada 5 PR Irjen Pol Krisno H Siregar Sebagai Kapolda Jambi, Salah Satunya Illegal Drilling

Menurut dr. Wienorman, hemifacial spasm bukan sekadar gangguan ringan, tetapi dapat berdampak pada psikologis dan kualitas hidup seseorang. Kedutan yang terjadi secara terus-menerus bisa menimbulkan rasa tidak nyaman, menurunkan rasa percaya diri, bahkan menghambat interaksi sosial.

"Kondisi ini bisa sangat mengganggu, terutama bagi mereka yang berinteraksi dengan banyak orang dalam kesehariannya," tambahnya.

Selain faktor usia, gangguan ini juga bisa dipicu oleh cedera kepala, infeksi saraf wajah, hingga kebiasaan buruk seperti sering menatap layar gadget terlalu lama dalam posisi yang sama.

Untuk menangani kondisi ini, dr. Wienorman menjelaskan bahwa ada beberapa metode yang bisa dilakukan. Salah satunya adalah terapi obat oral, yang bertujuan meredakan gejala. Namun, jika cara ini tidak efektif, dokter dapat merekomendasikan injeksi botulinum toxin (Botox) ke area wajah yang mengalami kedutan guna melemahkan otot yang berkontraksi secara berlebihan.

BACA JUGA:Jadi Kapolda Sulsel, Ini Kesan Edi Purwanto terhadap Irjen Pol Rusdi Hartono

BACA JUGA:Libur Lebaran 2025 di Yogyakarta? Ini 12 Rekomendasi Tempat Wisata yang Wajib Dikunjungi

"Botox dapat membantu mengurangi kontraksi otot, tetapi efeknya bersifat sementara dan harus dilakukan secara berkala sesuai kondisi pasien," katanya.

Jika terapi ini tidak memberikan hasil optimal, tindakan medis yang lebih lanjut, seperti Microvascular Decompression (MVD), bisa menjadi pilihan. Prosedur ini dilakukan dengan cara memisahkan pembuluh darah yang menekan saraf wajah, sehingga menghilangkan penyebab utama gangguan tersebut.

Manajer Umum Medis Bethsaida Hospital, Luxandre Agung, menegaskan bahwa kedutan wajah yang tidak segera ditangani berisiko berlangsung dalam jangka panjang, bahkan seumur hidup.

"Penanganan yang tepat dapat meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengembalikan kenyamanan dalam aktivitas sehari-hari," ujarnya.

BACA JUGA:Diberdayakan BRI, UMKM Papua Global Spices Berhasil Eksis di Pasar Internasional

BACA JUGA:SKK Migas-PetroChina dan K3S Gelar Safari Ramadan Bersama Pemprov dan Pemangku Kepentingan di Jambi

Ia juga menyarankan agar masyarakat lebih waspada terhadap kedutan wajah yang terjadi secara berulang dan berkepanjangan. Jika mengalami gejala tersebut, masyarakat disarankan segera berkonsultasi dengan dokter spesialis untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.

Kategori :