JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Kementerian Hak Asasi Manusia (HAM) RI mendesak pertanggungjawaban hukum yang jelas oleh Malaysia, atas insiden penembakan terhadap pekerja migran Indonesia (PMI).
Penembakan petugas di Malaysia terhadap WNI ini melibatkan Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) di Tanjung Rhu, Selangor.
Dirjen Pelayanan dan Kepatuhan HAM, Kementerian HAM RI, Munafrizal Manan mengatakan bahwa penembakan yang mengakibatkan satu warga negara Indonesia (WNI) tewas, satu orang kritis, dan tiga orang lainnya luka-luka itu merupakan tindakan yang tidak menghormati nilai dan prinsip HAM.
“Mendesak pertanggungjawaban hukum yang transparan dan imparsial oleh aparat penegak hukum Malaysia terhadap petugas APMM yang telah melakukan tindakan tidak manusiawi tersebut,” kata Manan dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Rabu 29 Januari 2025.
BACA JUGA:Bakal Tinggalkan Real Madrid? Ini Pernyataan Ancelotti
BACA JUGA:Pastikan Perayaan Imlek di Kota Jambi Berjalan Aman, Kapolresta Jambi Datangi Sejumlah Tempat Ibadah
Kementerian HAM mengecam insiden yang terjadi pada Jumat 24 Januari 2025 tersebut.
Oleh karenanya, Kementerian HAM mendorong Komisi HAM Malaysia (SUHAKAM) untuk proaktif, profesional, dan independen memantau perkembangan kasus itu atas dasar hak asasi untuk semua.
Di sisi lain, Kementerian HAM mendorong Komisi Nasional (Komnas) HAM RI untuk proaktif berkomunikasi dan berkoordinasi dengan SUHAKAM.
Terlebih, Komnas HAM RI dan SUHAKAM menjalin nota kesepahaman di bidang hak asasi.
BACA JUGA:Ratusan Calon Jamaah Haji Tebo Mulai Urus Pembuatan Paspor
BACA JUGA:Cuaca Buruk, 23 Penerbangan ke Bandara Ini Dialihkan Pendaratannya
“Mendorong Komnas HAM RI untuk segera membahas peristiwa tindakan tidak manusiawi yang dialami oleh PMI tersebut dalam Forum Institusi HAM Nasional se-Asia Tenggara (SEANF), di mana Komnas HAM RI dan SUHAKAM menjadi anggotanya,” kata Manan.
Sebelumnya, APMM menembak sebuah kapal di perairan Tanjung Rhu, Selangor, Malaysia pada Jumat 24 Januari 2025 sekitar pukul 03.00 dini hari waktu setempat.
Penembakan dilakukan setelah para penumpang kapal diduga melakukan perlawanan sehingga menyebabkan satu WNI meninggal dunia.