Berdasarkan studi dari Journal of Marriage and Family, kesepian ini sering kali diperparah dengan kecenderungan untuk membandingkan diri dengan pasangan baru mantan.
Sebuah analisis dari jurnal ini menunjukkan bahwa hal ini sering kali menyebabkan individu merasa bahwa mereka "tertinggal" dibandingkan mantan mereka.
Menariknya, meski dampak negatif kerap muncul, penelitian juga mengungkap bahwa pengalaman melihat kebahagiaan mantan dapat membantu individu mengevaluasi diri mereka dan tumbuh secara emosional.
Penelitian dari Universitas Binghamton menunjukkan bahwa menyaksikan mantan bahagia bisa menjadi motivasi bagi seseorang untuk fokus pada pengembangan diri dan menyembuhkan luka emosional yang tersisa. Hal ini membantu seseorang menerima perpisahan dan melepaskan ekspektasi masa lalu.
BACA JUGA:Program Medical Check-Up Gratis di Hari Ulang Tahun Mulai 2025: Begini Cara Mendapatkannya
BACA JUGA:Daftar Pemenang Puteri Anak dan Remaja Indonesia 2024: Juara 1 Asal Jambi!
Bagi individu yang merasakan dampak dari melihat mantan bahagia, para psikolog merekomendasikan beberapa langkah, seperti memperkuat dukungan sosial, terlibat dalam kegiatan yang positif, dan mencari bantuan profesional jika perasaan ini semakin mengganggu keseharian.
Menurut psikolog Dr. Gary Lewandowski, penting juga untuk memahami bahwa kebahagiaan mantan bukanlah indikator kegagalan diri, melainkan sebuah kesempatan untuk melepaskan dan fokus pada kebahagiaan pribadi.
Melalui pemahaman yang lebih dalam tentang dampak psikologis ini, individu diharapkan mampu mengelola emosinya dengan lebih baik dan melihat pengalaman ini sebagai bagian dari proses penyembuhan setelah perpisahan.