Pelajaran Berharga di Balik Kekalahan Indonesia dari China: Mampukah Garuda Bangkit Menuju Piala Dunia 2026?

Sabtu 19-10-2024,14:35 WIB
Reporter : Edo Adri
Editor : Edo Adri

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID-Kekalahan 1-2 yang dialami Indonesia dari China pada 15 Oktober di Qingdao membawa hikmah tersendiri. Pemain, pelatih, ofisial, hingga suporter menyadari bahwa Garuda masih belum sejajar dengan tim-tim besar Asia, setidaknya berdasarkan peringkat FIFA.

Tim Indonesia berangkat ke China dengan semangat tinggi, setelah sebelumnya kecewa dengan hasil di Bahrain seminggu sebelumnya. 

Jay Idzes dan rekan-rekan memandang dua laga tandang melawan Bahrain dan China sebagai kesempatan meraih enam poin penuh. Meski secara peringkat FIFA kedua negara tersebut berada jauh di atas Indonesia, yaitu Bahrain di peringkat 76 dan China di posisi 91, secara permainan kedua tim tersebut dinilai bisa dilawan.

Kegagalan meraih poin penuh saat melawan Bahrain, yang diwarnai kontroversi wasit Ahmed Al Kaf, membuat Indonesia tak ingin kehilangan poin lagi di Qingdao. Di sisi lain, China yang menjadi tuan rumah sangat termotivasi untuk bangkit setelah mengalami tiga kekalahan berturut-turut.

BACA JUGA:Wakili Australia, Richard Marles Hadiri Pelantikan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka

BACA JUGA:Jasa Raharja Perkuat Kolaborasi dengan Rumah Sakit dalam Simposium Industri

Saking optimisnya, pelatih Shin Tae-yong memprediksi Indonesia akan menang 2-0. Namun, strategi kick and rush klasik yang diterapkan oleh China terlewat dari analisis Shin, pelatih asal Korea Selatan tersebut.

Shin tampaknya lupa bahwa meskipun China kalah tiga kali sebelumnya, mereka tetap tim yang pernah tampil di Piala Dunia 2002, sehingga potensi mereka untuk bermain baik tetap ada, dan kebetulan itu terjadi saat menghadapi Indonesia.

Menurut Shin, strategi yang diterapkan oleh pelatih China, Branko Ivankovic, sangat menjengkelkan. Namun, strategi tersebut berhasil memberikan tiga poin pertama bagi China, sekaligus membuat Indonesia kesulitan meskipun mendominasi pertandingan dengan 76 persen penguasaan bola.

Dilihat dari peluang, Indonesia unggul dengan 14 tembakan, enam di antaranya tepat sasaran. Angka ini merupakan yang tertinggi dibandingkan tiga pertandingan sebelumnya melawan Arab Saudi, Australia, dan Bahrain. Sayangnya, hanya satu peluang yang berbuah gol, sementara dua gol China tercipta karena kesalahan pemain Indonesia.

BACA JUGA:Menteri AHY Sebut Spartan Command Jadi Pusat Pemberantasan Mafia Tanah

BACA JUGA:Timnas Indonesia Harus Banyak Belajar Lagi Agar Lolos ke Piala Dunia

Gol pertama China berawal dari kelengahan Shayne Pattynama, yang tidak mampu menjaga bola hingga keluar lapangan, dan dimanfaatkan Behram Abduweli. Gol kedua diciptakan oleh Zhang Yuning setelah Mees Hilgers gagal melakukan pressing dengan ketat pada striker yang memiliki gaya bermain mirip Darwin Nunez tersebut.

Jika Indonesia ingin bermain di Piala Dunia 2026, kesalahan-kesalahan kecil seperti ini tidak boleh terulang, karena tim-tim besar akan memanfaatkannya dengan mudah.

Beberapa pihak mempertanyakan keputusan Shin Tae-yong yang membuat empat perubahan dalam susunan pemain dari pertandingan melawan Bahrain. Banyak yang menilai bahwa seringnya perubahan komposisi pemain membuat Shin belum menemukan formula terbaik.

Kategori :