Ekspedisi Mahasiswa Biologi FST UNJA ke Geopark Merangin, Telusuri Keanekaragaman Hayati dan Kearifan Lokal

Rabu 18-09-2024,20:33 WIB
Reporter : Gita Savana
Editor : Gita Savana

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Sepuluh mahasiswa Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi (FST UNJA) melakukan ekspedisi ilmiah ke Hutan Adat Depati Karo Jayo Tuo, Desa Rantau Kermas, Kecamatan Jangkat, Kabupaten Merangin, pada 19 Juli hingga 3 Agustus 2024.

Wilayah ini merupakan bagian dari Geopark Merangin yang dikenal dengan keanekaragaman hayati dan kearifan lokalnya. Mahasiswa yang terlibat dalam ekspedisi ini adalah Ikhsan Nurdin Koto, Haris Budi Santoso, Rizky Desrian Syah, Shinta Maharani, Nur Apriani, Jumiatun Nazila, Hana Wulandari, Ade Lestari, Icu Marini, dan Rina Aulia.

Mereka didampingi oleh dosen pembimbing dari FST UNJA, termasuk Ir. Bambang Hariyadi, M.Si., Ph.D., dan beberapa dosen lainnya.

Ekspedisi ini bertujuan untuk melakukan penelitian ilmiah di bidang ekologi, botani, dan etnobiologi. Mahasiswa meneliti keanekaragaman hayati di kawasan tersebut, mencakup studi tentang reptil, amfibi, kupu-kupu, semut, rotan, dan tumbuhan paku.

BACA JUGA:Tim K-9 Polda Jambi Sterilisasi Kantor KPU dan Bawaslu untuk Pilkada Serentak 2024

BACA JUGA:Kebakaran Gudang Minyak Ilegal di Kota Jambi, Polresta Jambi Tangkap 2 Pekerja, Ini Perannya

Fokus utama penelitian ini adalah untuk mengkaji keanekaragaman, distribusi, serta hubungan kekerabatan spesies di Hutan Adat Depati Karo Jayo Tuo, sambil mengumpulkan data etnobiologi melalui wawancara dengan masyarakat lokal.

Kehadiran tim ekspedisi mendapat sambutan hangat dari Bapak Agustami, Ketua Kelompok Pengelola Hutan Adat (KPHA).

Dia memberikan izin penelitian dan mendukung pengambilan data di lapangan.

Selain itu, masyarakat Desa Rantau Kermas juga memberikan dukungan logistik dan berbagi informasi mengenai kearifan lokal, praktik tradisional, serta pengetahuan mereka terkait flora dan fauna setempat.

Selama ekspedisi, tim tinggal di rumah warga setempat, Bapak Rori, yang memberikan wawasan langsung mengenai kehidupan sehari-hari di desa tersebut.

BACA JUGA:Dibantu Gubernur Jambi, Akhirnya Jenazah Dedi Sugianto Bisa Dipulangkan ke Sarolangun

BACA JUGA:KPU Bungo Terima 2508 Logistik Bilik Suara

Penelitian ini juga mengeksplorasi interaksi antara manusia dan lingkungan, terutama dalam konteks pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan.

Selain meneliti flora dan fauna lokal, tim berusaha mengangkat pentingnya konservasi berbasis masyarakat dengan memperhitungkan kearifan lokal. 

Kategori :