Mengapa 10 Muharram Disebut Lebaran Anak Yatim? Ini Penjelasannya

Kamis 11-07-2024,09:51 WIB
Reporter : Surya Elviza
Editor : Surya Elviza

Menukil dari buku Keajaiban Menyantuni Anak Yatim karya Mujahidin Nur, menyantuni anak yatim menjadi akhlak mulia yang telah dicontohkan Rasulullah SAW. Islam memandang anak yatim sebagai golongan lemah yang paling berhak mendapat pertolongan dan kasih sayang dari orang sekitarnya.

Bahkan, dalam hadits dari Saib bin Abdullah RA ia berkata dirinya datang kepada Nabi SAW lalu sang rasul bersabda, "Bersikaplah kepada anak yatim seperti seorang bapak yang penyayang." (HR Bukhari)

Muslim yang menyayangi anak yatim semasa hidupnya niscaya akan dekat kedudukannya dengan Rasulullah SAW. Saking dekatnya, Nabi SAW mengibaratkan seperti jari telunjuk dan jari tengah.

BACA JUGA:Oppo Reno 8 5G Masih Layak Dipakai di Tahun 2024, Cek Harga dan Spesifikasinya

BACA JUGA:Rektor UNJA Tanpa Canggung Keluar Masuk Lorong dan Gang Sempit Lakukan Visitasi Calon Penerima KIP-K

"Bahwa aku dan orang-orang yang memelihara anak yatim dengan baik akan berada di surga, bagaikan dekatnya jari telunjuk dengan jari tengah, lalu Nabi mengangkat tangannya dan memperlihatkan jari telunjuk dan jari tengahnya, lalu ia renggangkan." (HR Bukhari)

M Khallilurahman Al Mahfani dalam bukunya yang berjudul Dahsyatnya Doa Anak Yatim turut menyebut keutamaan lainnya yaitu tergolong sebagai orang-orang yang taat. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surah Al Insan ayat 8,

وَيُطْعِمُونَ ٱلطَّعَامَ عَلَىٰ حُبِّهِۦ مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرًا

 

Artinya: "Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan."

Selain itu, muslim yang menyantuni anak yatim juga akan diselamatkan dari siksa neraka di hari kiamat kelak. Nabi SAW bersabda,

"Demi yang mengutusku dengan hak, Allah tidak akan menyiksa pada hari kiamat nanti orang yang menyayangi anak yatim, lemah lembut pembicaraan dengannya, menyayangi keyatiman dan kelemahannya." (HR Thabrani). *

Kategori :