JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Setelah berhasil mendapat pengakuan dari 2 tersangka kasus pembunuhan santri di Pondok Pesantren (Ponpes) Raudhatul Mujawwidi Tebo, polisi terus melakukan pendalaman.
Dua tersangka itu sendiri, mirisnya adalah kakak kelas korban sendiri, dengan inisial masing-masing RD (14) dan AR (14).
Setelah meminta keterangan lebih dalam, pengakuan lain dari kedua pelaku lebih mengejutkan.
Apalagi si pelaku utama, AR. Dia tega membanting korban berkali-kali, kemudian memukul dengan kayu. Sementara RD juga ikut memukul, dan bertugas memegangi tangan korban, AH (13).
BACA JUGA:Inilah Jejak 12 Sumur Nabi Musa yang Masih Ada Sampai Sekarang
Setelah korban tak sadarkan diri, yang dilakukan kedua tersangka ini malah justru di luar dugaan.
Mereka berdua lantas menggotong tubuh korban, ke dekat penampungan air di balkon tersebut.
Informasi yang didapat, di sana ada kabel listrik. Kemudian, pelaku tadi mengambil kabel dan menyentuhkannya ke tubuh korban. Baru lah mereka berdua meninggalkan AH yang malang.
Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jambi, Kombes Pol Andri Ananta Yudhistira, saat dikonfirmasi mengatakan bahwa ini memang trik kedua pelaku.
BACA JUGA:Kabar Duka, Prajurit TNI Gugur Ditembak KKB di Beoga
BACA JUGA:Minggu I Maret 2024, Ditresnarkoba Polda Jambi Gagalkan Peredaran Narkoba Senilai Rp19 Miliar
"Ini supaya mengelabui petugas, agar mengira kalau korban itu kena setrum," kata dia, di Polda Jambi baru-baru ini.
Meski begitu kata Kombes Andri Ananta, pihaknya tetap berpegang teguh pada hasil autopsi yang menyebutkan, ada tanda-tanda kekerasan yang menyebabkan kematian korban.
"Dari situ lah (autopsi) kita telusuri lagi semua, termasuk rekaman CCTV dan dicocokkan dengan hasil pemeriksaan, hingga ditemukanlah dua pelaku ini," kata dia.