JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Kebijakan yang diambil oleh Gubernur Jambi Al Haris, terkait angkutan batu bara memang menuai pro dan kontra. Salah satu dukungan datang dari Asosiasi Transportir Jambi (ATJ).
Saat dihubungi Rabu 3 Agustus 2024, Ketua ATJ Karyadi, meminta semua pihak untuk bersabar. "Terkhusus kepada para sopir angkutan batu bara atau seluruh pihak yang terdampak atas kebijakan tersebut," kata dia.
"Saya sudah menduga ini pasti terjadi. Setiap pasca deskresi pasti ada kebijakan baru," kata Karyadi menanggapi kebijakan Gubernur Jambi tersebut.
Secara pribadi, Karyadi mengaku tidak kaget dengan kebijakan tersebut. Dia justru mendukung langkah tegas yang diambil Gubernur Jambi Al Haris.
BACA JUGA:Indeks Pembangunan Manusia Merangin Masih Rendah, Pinto Jayanegara: Perlu Ditingkatkan!
"Saya pikir tidak masalah mundur selangkah buat maju 1.000 langkah," kata dia. Yang perlu menjadi perhatian kata Karyadi adalah belanja masalah dulu.
Lanjutnya, ATJ sudah memiliki banyak data terkait masalah haulling batu bara di Jambi ini, sekaligus solusinya baik jangka pendek, menengah dan panjang.
Meski begitu lanjutnya, semua kembali ke pemerintah sebagai pemangku kebijakan yang menjadi eksekutor. "Kami siap membantu," kata Karyadi.
Sebenarnya kata Karyadi, ekosistem tata niaga hauling batu bara yang melalui jalan umum itu sudah terbentuk dan sudah jalan.
BACA JUGA:Penyakit yang Diderita Rizal Ramli, Ini Gejala dan Pemicu Kanker Pankreas
BACA JUGA:Rezeki Mengalir Deras Setiap Hari, Amalkan 7 Ayat Alquran ini di Waktu Khusus
Tinggal satu langkah pemerintah hadir menjadi perekat dan memberikan regulasi agar perusahaan yang pura-pura gila ketika lancar dan pura-pura pahlawan ketika deskresi bisa diberi sanksi.
Terkait perusahaan batu bara seperti itu, Karyadi pun menyebutkan bahwa ATJ juga punya data tersebut. Data ini kata dia, didapat setelah enam bulan mengumpulkan. "Enam bulan saya dan tim belanja masalah agar dapat formula," kata dia.
Formula itu kata dia sudah ada, hanya saja ATJ menurutnya belum diberi ruang yang lebar untuk diskusi agar lebih kongkrit. "Saya berharap di masa deskresi ini lah saatnya," kata dia.