JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Sudah menjadi kebiasaan, bahwa setiap umat Muslim di Indonesia yang sudah selesai ibadah haji di Makah, akan mendapat gelar Haji bagi laki-laki, atau Hajjah bagi perempuan.
Gelar ini disematkan di depan nama mereka. Kebanyakan orang tentu menilai, mereka yang diberi gelar haji ini selain sudah menyelesaikan ibadah haji di Makkah, ditambah pula dengan keilmuan dan ketaatannya.
Tapi tahukah kalian, bahwa hanya di Indonesia lah orang gelar haji ini diberikan. Ya, gelar penghormatan ini ternyata bukan lah dari negeri Arab. Berdasarkan dari berbagai sumber, gelar haji ini merupakan salah satu taktik Belanda pada masa penjajahan dulu.
Memang, zamah dahulu perjalanan menuju Tanah Suci bagi orang Indonesia merupakan sebuah perjuangan berat tersendiri.
BACA JUGA:5 Zodiak Perempuan yang Selalu Terlihat Awet Muda dan Menggoda, Kamu Termasuk Gak?
BACA JUGA:5 Zodiak Perempuan yang Baik Hati dan Penyabar, Paling Ditunggu Kehadirannya
Betapa tidak, mereka harus mengarungi lautan, menerjang badai berbulan-bulan, menghindari perompak, hingga menjelajah gurun pasir. Lama perjalanannya pun bisa berbulan-bulan lamanya.
Nah, pemberian gelar haji ini bukan tanpa sebab. Ada siasat di balik gelar ini. Gelar haji ternyata menjadi penanda khusus dari Kerajaan Belanda kepada setiap Muslim pribumi yang baru saja pulang dari Tanah Suci.
Kenapa demikian? Ini karena para haji dan hajjah saat itu biasanya tidak hanya membawa misi menyebarkan dakwah Islam setelah mendapatkan banyak ilmu di Tanah Suci. Mereka punya misi perjuangan melawan penjajah.
Memang, awalnya Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) saat itu sama sekali tidak melihat ibadah haji dari sudut pandang politik.
BACA JUGA:Inilah Alasan Mengapa Orang Palembang Putih-putih dan Bermata Sipit Mirip Orang Cina
BACA JUGA:Percepat Pemerataan Konektivitas Digital Indonesia, Telkom Resmi Integrasikan IndiHome ke Telkomsel
Mereka hanya melihat keberangkatan haji ini hanya dari sisi bisnis. Perdagangan yang membawa keuntungan. Sebab, para pegawai VOC menyediakan kapal-kapal untuk perjalanan ke Arab Saudi.
Penyelenggaraan haji sebagai gerakan politik baru terasa ketika VOC bangkrut dan digantikan Kerajaan Belanda.
Dalam Ordonansi Haji tahun 1825, Pemerintah Hindia Belanda membatasi jumlah umat Islam yang ingin berangkat ke Tanah Suci. Tujuannya hanya satu, agar tidak ada pemberontakan.