Ketika Keraton terbakar habis masjid ini pun ikut terbakar habis, sehingga jejak masjid ini tidak dapat kita temukan lagi sisa-sisanya.
BACA JUGA:Polda Jambi Turunkan 1.617 Personel, untuk Pengamanan Natal dan Tahun Baru
2. Ketika Negeri Palembang memproklamirkan Kesultanan Palembang Darussalam di masa Sultan Susuhunan Abdurrahman Khalifatul Mukminin Sayyidul Imam (Sunan Cinde Walang)
Pada 1666 maka titik awal langkah beliau yakni membangun Keraton baru yang bernama Kraton Beringin Janggut.
Serta Masjid Agungnya di daerah kampung 16 ilir dan sekitarnya, masjid ini dijuluki dengan julukan Masjid Lama karena ada masjid baru berikutnya.
Ketika Keraton Beringin Janggut hancur oleh Belanda maka Masjid ini juga bernasib yang sama dengan Kraton.
Sehingga Masjid ini hanya tinggal nama.
Lokasi masjid ini berada di sekitaran jalan sayangan pasar burung.
Dan untuk mengenang tapak tilas masjid ini area di sekitaran bekas bangunan Masjid ini diabadikan menjadi nama jalan utama di sana yaitu Jalan Masjid Lama.
BACA JUGA:Polda Jambi Turunkan 1.617 Personel, untuk Pengamanan Natal dan Tahun Baru
3. Ketika Keraton Kuto Kecik dan Kraton Kuto Besak dibangun
Sultan tentunya juga membangun Masjid di belakang Kraton, yang diberi nama Masjid Sultan.
Masjid ini dibangun oleh Sultan Mahmud Badaruddin I Jayo Wikramo, terletak di daerah kampung 19 Ilir Palembang.
Ketika Keraton Kuto Kecik dan Keraton Kuto Besak dihancurkan Belanda, ada dua bangunan peninggalan Kesultanan Palembang Darussalam yang terakhir yang tidak ikut dihancurkan Belanda yakni Masjid Sultan dan Benteng Kuto Besak.