JAKARTA, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Kurs rupiah saat ini semakin terpuruk. Sejak beberapa hari terakhir sudah lewat dari Rp 15.000.
Kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi melemah sembilan poin atau 0,05 persen ke posisi Rp 15.581 per USD.
Mata uang Negeri Paman Sam menguat melampaui level simbolis 150 yen untuk pertama kalinya sejak 1990 pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB).
Posisi rupiah pada penutupan sebelumnya adalah Rp 15.572 per USD.
BACA JUGA:Tak Minta Ganti Rugi ke Lion Air, Ari Lasso : Sumbangkan ke Yayasan Kanker Saja
BACA JUGA:Ini Penyebab Kebakaran di Jaluko yang Sebabkan 2 Orang Anak Meninggal Dunia
"USD menjulang di atas mata uang utama karena imbal hasil obligasi AS 10 tahun naik menjadi 4,154 persen," ujar Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam hasil kajiannya yang diterima di Jakarta, Jumat 21 Oktober 2022 seperti dikutip dari JPNN.com
Indeks USD tercatat naik 0,08 persen menjadi 112,97 saat ini. Ekspektasi suku bunga acuan yang lebih tinggi, lanjutnya, telah mengirim imbal hasil AS dan dolar lebih tinggi, terutama terhadap yen karena Bank Sentral Jepang (BoJ) berkomitmen untuk mempertahankan suku bunga mendekati nol.
Pembuat kebijakan Jepang membuat ancaman intervensi baru dan terlihat lebih mungkin untuk melakukan intervensi jika pergerakan mata uang menjadi lebih tidak menentu.
Yen merosot tajam dari tertinggi interim 150,09 yang dicapai dalam perdagangan semalam, jatuh ke 149,63 dalam satu menit, akibat kemungkinan langkah intervensi tersebut.
BACA JUGA:BREAKING NEWS: Kebakaran di Jaluko, 2 Bocah Tewas
Ibrahim menyebutkan pasar pun tetap waspada terhadap tanda-tanda intervensi BoJ. Rupiah hari ini diperkirakan berfluktuatif dan ditutup melemah dalam rentang Rp 15.550 per USD hingga Rp 15.600 per USD.
Pada Kamis 20 Oktober 2022 lalu, rupiah ditutup melemah 74 poin atau 0,47 persen ke posisi Rp 15.572 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 15.498 per USD. *