Ngeri Ngeri Sedap, Sri Mulyani Beberkan Kondisi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023

Rabu 31-08-2022,16:53 WIB

JAKARTA, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID  - Prediksi pertumbuhan ekonomi 2023 dipaparkan langsung oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Sri menjelaskan bahwa diprediksi akan adanya penurunan ekonomi di 2023. Kondisinya cukup menghawatirkan

Bendahara Negara menyebut terdapat potensi penurunan terhadap target pertumbuhan ekonomi 2023 yang sebesar 5,3 persen.

“Kalau kami lihat 2023 ada tendensi revisi ke bawah terhadap proyeksi ekonomi akibat ketidakpastian global,” kata Sri Mulyani dalam Rapat Kerja bersama Komisi XI DPR RI di Jakarta, Rabu.

BACA JUGA:Truk Tabrak Tiang depan SD, Mengakibatkan 10 Siswa Tewas, 20 Luka Luka

BACA JUGA:Luhut Binsar Sampaikan Cara Pemerintah Menekan Inflasi jika BBM Naik

Sri Mulyani menjelaskan salah satu faktor yang bisa membuat kondisi ekonomi menurun adalah kebijakan moneter yang hawkish dari bank-bank sentral di negara maju.

Bank-bank sentral di negara maju diperkirakan terus menaikkan suku bunga pada 2023 sehingga akan memukul pertumbuhan ekonomi seperti dikutip dari JPNN.com

“Tentu saja ekspor kita yang bisa tumbuh di atas 30 persen mungkin bukan menjadi baseline yang terus terjadi,” ujar Sri Mulyani.

Pemerintah pun akan sangat berhati-hati mengingat konsumsi juga berpotensi melemah akibat kenaikan harga komoditas.

BACA JUGA:Resmi! Kapolda Jambi Mutasi Kapolsek Kota Baru, Ini Jabatan Barunya

BACA JUGA:Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran Akhirnya Mutasi Posisi Kasat Narkoba Polres Jaksel

Di sisi lain, Sri Mulyani mengakui bahwa konsumsi menjadi penopang pertumbuhan ekonomi 2023.

Ini yang kemudian perlu kita lihat untuk forecast tahun 2023. Faktor-faktor baru ini harus kita pertimbangkan,” tegasnya.

Sri Mulyani memerinci target pertumbuhan ekonomi 5,3 persen akan ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang diperkirakan tumbuh 5,2 persen, konsumsi LNPRT diperkirakan tumbuh 8,1 persen, dan konsumsi pemerintah yang diperkirakan tumbuh 0,8 persen.

“Konsumsi rumah tangga akan tetap bertahan di atas lima persen berarti sebuah asumsi yang cukup optimistis,” katanya.

BACA JUGA:Aneh!! Oknum Polisi di Polsek Kembangan Polres Metro Jakarta Barat Suruh Wartawan Ngomong dengan Pohon

BACA JUGA:Sempat Terbakar, Rumah Dinas Wakil Gubernur Jambi Dirobohkan, Ini Penjelasan Karo Umum Muzakir

Kemudian, investasi yang diproyeksikan tumbuh 6,1 persen, ekspor delapan persen, impor 7,1 persen, manufaktur 5,3 persen, pertanian 3,7 persen, perdagangan 5,4 persen, konstruksi 6,5 persen, pertambangan 3,2 persen dan transportasi 7,4 persen.

"Investasi yang tahun depan ditargetkan tumbuh 6,1 persen harus membutuhkan usaha yang lebih besar mengingat pada kuartal II-2022 ini masih di level sekitar 3 persen," ungkap Menkeu Sri Mulyani. *

Kategori :