Dalam kebijakan barunya tersebut, Putin hanya menginginkan mata uang rubel sebagai alat pembayaran yang sah dalam penjualan gas alamnya ke Amerika dan Uni Eropa.
"Selama beberapa pekan terakhir, beberapa negara Barat mengambil ‘keputusan tidak sah’ untuk membekukan aset Rusia, sehingga merusak reliabilitas mata uang mereka," kata Putin.
"Ini tidak masuk akal bagi kita untuk memasok barang-barang ke UE dan AS, namun menerima pembayaran dalam dolar, euro, dan mata uang lainnya," sambungnya.
BACA JUGA:Kasrem 042/Gapu Ikuti Gerak Jalan Santai dalam Rangka HUT ke-77 RI
BACA JUGA:Airlangga: Kinerja Impresif Ekonomi Jadi Kado Manis HUT RI ke-77
Putin memutuskan untuk mengimplementasikan serangkaian langkah untuk mengalihkan pembayaran ke rubel, dimulai dengan gas alam Rusia dalam waktu secepat mungkin.
Terlepas apapun kondisi saat ini, Putin berjanji bahwa Rusia akan terus memasok gas sesuai dengan volume dan harga dalam kontrak yang ada.
"Perubahan hanya akan memengaruhi mata uang pembayaran," ujarnya.
"Saya meminta pemerintah untuk mengeluarkan arahan yang relevan kepada (raksasa industri gas Rusia) Gazprom untuk mengubah kontrak yang ada," imbuhnya.