JAMBI, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Gubernur Jambi Al Haris telah menerima perwakilan Nasional Paralimpik Comite (NPC) Jambi yang melakukan aksi protes di gedung DPRD Provinsi Jambi Jumat, 19 Agustus 2022.
Gubernur mengatakan sebenarnya tak ada diskriminasi antara atlet disabilitas dan lainnya.
Haris menyatakan, saat atlet disabilitas pulang dari perlombaan dirinya menyambut di bandara. "Dan Saat itu mereka minta tambahan dana," katanya.
Adapun untuk anggaran selama ini, kata Haris, pada APBD 2022 murni dianggarkan Rp450 juta. Kemudian di APBD-P juga dianggarkan Rp450 Juta. di APBD Murni 2023 baru dianggarkan 400 Juta.
BACA JUGA:Breaking News, Putri Candrawathi Ditetapkan Tersangka Tewasnya Brigadir J
BACA JUGA:Amanda Manopo Bakal Jualan Kue Sus, Buka Cabang di Sini Nih
Soal penambahan anggaran nantinya Pemprov akan melihat agenda atlet Disabilitas ini kedepan, dan akan dimasukkan ke dana kegiatan Dispora.
"Nanti akan tetap kita akomodasi dan masukkan di kegiatan di Dispora, yang dihibahkan tetap segitu, ini bukan berarti kita diskriminasi, tetap kita perhatikan melalui dana kegiatan di Dispora," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jambi Akhmad Bastari mengatakan sebenarnya tak ada diskriminasi. Buktinya, bonus atlet yang dapat emas Rp300 juta di PON, Disabilitas juga dapat Rp300 juta. "Sama bonusnya tak ada diskriminasi," katanya.
Terkait diskriminasi pada kehidupan atlet sehari-hari, Bastari menyatakan saat memang Rp50 ribu per hari. "Yang tak diakomodir dewan itu seperti bayar honor mereka sama seperti PNS. Ada honor ada gaji, itu tak boleh menurut aturan. Sedangkan atlet Disabilitas ini juga kebanyakan adalah PNS," pungkasnya.
BACA JUGA:Timsus Sampaikan Hasil Pemeriksaan Putri Candrawathi
BACA JUGA:Wow...Mahfud MD Sebut Group Ferdy Sambo Paling Berkuasa di Polri
Diberitakan sebelumnya, Sejumlah Atlet Disabilitas Provinsi Jambi melakukan aksi protes di depan Kantor DPRD Provinsi Jambi.
Aksi ini dilakukan karena mereka merasa diperlakukan berbeda (diskriminasi) saat mengikuti kegiatan Paralimpik Nasional di Papua beberapa waktu lalu.
Usman, orator dalam aksi ini menyebutkan sejumlah diskriminasi yang dialami oleh Atlet Disabilitas Jambi saat berlaga di Papua kemarin.
"Mulai dari uang saku yang hanya Rp 50 ribu perhari, itu yang sangat jauh berbeda dengan yang kita harapkan dan tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari kita disana," katanya dengan suara lantang.
BACA JUGA:Berpotensi Melemah Lagi? Sinyal dari Amerika Bikin Rupiah Hari Ini Galau
BACA JUGA:Jokowi Minta Menkeu Hitung Ketahanan APBN Terkait Besaran Subsidi, Beri Sinyal Pertalite Akan Naik?
Ditambahkan Usman, selama di Papua pihaknya harus makan seadanya di tambah mengontrak rumah yang dianggap tidak layak.
"Kita bandingkan dengan sebelah tentu sangat jauh dengan yang didapatkan atlet dari sebelah, mereka dapat akomodasi Rp 7 miliar lebih sedangkan kita hanya Rp 450 juta," tambahnya.
Dirinya kemudian memamerkan prestasi Atlet Disabilitas Provinsi Jambi selama berlaga di Papua.
"Apa artinya 9 Medali Emas, 12 Medali Perak, 13 Medali Perunggu namun yang kita dapat justru diskriminasi," tegasnya. (dra)