JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Situasi di Sri Lanka memanas akibat krisis ekonomi dan politik terburuk sepanjang sejarah.
Warga yang marah berunjuk rasa hingga menguasai kediaman presiden dan kantor perdana menteri.
Mencermati kondisi Sri Lanka yang makin panas tersebut, pemerintah mengimbau agar para warga negara Indonesia (WNI) untuk waspada.
Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha meminta agar WN di Sri Lanka membatasi diri untuk kegiatan di luar rumah.
BACA JUGA:Rebut Medali Emas dan Perak, 2 Atlet Panjat Tebing Indonesia Juarai Word Games di Amerika
BACA JUGA:Silahkan Cek Ulang Arah Kiblat, Matahari Berada di Atas Ka'bah Nanti Sore, Begini Caranya....
Para WNI juga diminta menjauhi kerumuman dan jangan terlibat atau ikut aksi unjuk rasa.
“Kita meminta WNI agar membatasi perjalanan di luar rumah selama aksi unjuk rasa berlangsung, menghindari kerumunan massa di tempat-tempat konsentrasi aksi unjuk rasa berlangsung, serta tidak terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam aksi unjuk rasa tersebut,” katanya, Kamis, 14 Juli 2022 malam.
Diungkapkannya, tak ada seorang WNI pun yang ikut unjuk rasa dengan menduduki kediaman presiden dan kantor perdana menteri.
Berdasarkan data KBRI Kolombo, terdapat 340 WNI di Sri Lanka yang sebagian besar adalah pekerja migran di sektor pariwisata dan konstruksi.
BACA JUGA:Silahkan Cek Ulang Arah Kiblat, Matahari Berada di Atas Ka'bah Nanti Sore, Begini Caranya....
BACA JUGA:Pohon Tumbang, Jalan Bangko-Kerinci Macet, Puluhan Kendaraan Terjebak
“Semuanya dalam kondisi baik dan termonitor oleh KBRI. Secara umum WNI kita di sana kondisinya baik karena dijamin oleh perusahaan tempat mereka bekerja, baik dari sisi pangan, akomodasi, transportasi,” ujar Judha.
Selain rutin menjalin komunikasi dengan para WNI, KBRI Kolombo sejak Juni lalu juga memberikan bantuan logistik kepada WNI yang paling rentan dan paling terdampak krisis di Sri Lanka.
“Sudah ada 13 orang di Kolombo dan tiga orang di luar Kota Kolombo yang mendapat bantuan dari KBRI,” kata Judha.
Meskipun kondisi WNI di Sri Lanka relatif aman, dia mengatakan pemerintah tetap menyiapkan rencana kontijensi untuk mengantisipasi eskalasi kegawatdaruratan bagi WNI.
BACA JUGA:Produktif Manfaatkan Teknologi, Pahami Fitur dan Manfaat Marketplace Untuk Tambah Cuan
BACA JUGA:2 Saksi Atas Laporan MUA Jambi yang Digerebek dengan Suami Orang Batal Diperiksa, Kenapa?
WNI yang menghadapi masalah juga diimbau segera menghubungi KBRI Kolombo melalui sambungan langsung di nomor +94772773123.
Gelombang protes besar-besaran yang terjadi karena krisis ekonomi yang telah berlangsung selama berbulan-bulan berujung pada kaburnya Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa dari negara itu.
Setelah Rajapaksa melarikan diri ke Maladewa pada Rabu untuk meneruskan pelariannya ke negara Asia lain, Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe juga dituntut mundur oleh rakyat.
Ketua parlemen mengatakan Rajapaksa telah menyetujui penunjukan Wickremesinghe sebagai presiden, berdasarkan pasal konstitusi yang mengatur kapan presiden dianggap tak mampu menjalankan tugasnya.
BACA JUGA:Ivana Trump Mantan Istri Eks Presiden AS Donald Trum Meninggal Dunia
BACA JUGA:Siapkan 10 Jaksa Untuk Mas Bechi, Korban Bakal Jadi Saksi
Pelarian sang presiden menandai akhir dari kekuasaan klan Rajapaksa yang telah mendominasi politik di negara Asia Selatan itu selama dua dasawarsa terakhir.
Protes terhadap krisis ekonomi telah muncul berbulan-bulan dan mencapai puncaknya pekan lalu ketika ratusan ribu orang menduduki gedung-gedung penting pemerintah di Kolombo.
Mereka menyalahkan klan Rajapaksa dan sekutu mereka atas penyebab inflasi, korupsi, serta bahan bakar dan obat-obatan. (slt)
Artikel ini telah tayang di fin.co.id dengan judul Sri Lanka Menas, WNI Diimbau Waspada.