“SKK Migas tentu tidak akan menunggu, tetapi akan melakukan jemput bola, dengan aktif melakukan komunikasi dan koordinasi dengan KKKS yang hari ini menandatangani kontrak kerja sama ini agar investasi dapat segera terealisasi,” imbuh Dwi.
BACA JUGA:Hari Bhayangkara ke-76, Polda Jambi Gelar Baksos dan Bansos Religi
BACA JUGA:Bikin Bangga, Pebalap Indonesia Tampil di MXGP Samota
“Ada hal yang menggembirakan sekaligus dapat menepis pesimisme bahwa investor asing mulai tinggalkan industri hulu migas. Hari ini, investor asing memperluas wilayah kerja dan komitmen investasinya yang menunjukkan iklim daya saing industri hulu migas Indonesia tetap kompetitif. Sepanjang keekonomian hulu miga kompetitif, maka akan menarik investor asing dan domestik untuk berinvestasi di industri hulu migas,” terang Dwi.
“Tentu saja Pemerintah akan terus memberikan dukungan bagi upaya peningkatan daya saing industri hulu migas, karena merupakan bagian dari upaya untuk merealisasikan target 2030 yaitu produksi minyak 1 juta barel per hari (BOPD) dan gas 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD) untuk mewujudkan ketahanan energi nasional,” pungkas Dwi.
Komitmen kerja pasti untuk wilayah kerja Agung I, Agung II dan North Ketapang secara keseluruhan berjumlah US$ 12.140.000 yang mencakup survei seismik 2D mencapai 4.000 km, survei seismik 3D 300 km2, serta signature bonus sebesar US$ 700000,-. (*/rib)