JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto memperkuat kerja sama bilateral pada sektor perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Belanda.
Penguatan kerja sama ini dilakukan melalui pertemuannya dengan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte di sela-sela agenda World Economic Forum Annual Meeting (WEFAM) 2022 di Davos, Swiss, Rabu (25/5).
“Perdagangan bilateral Indonesia dan Belanda selalu menunjukkan surplus bagi Indonesia,” kata Menko Airlangga.
Pada 2020, nilai perdagangan bilateral kedua negara ini tercatat mencapai 3,92 miliar dolar AS dengan ekspor Indonesia mencapai 3,11 miliar dolar AS dan impor senilai 804,3 juta dolar AS.
Belanda merupakan negara tujuan ekspor terbesar ke-11 bagi Indonesia dengan komoditas utama antara lain minyak kelapa sawit 14 persen, produk kimia 12 persen, serta kopra dan produk turunannya 6 persen.
Kemudian minyak nabati atau hewani dan produk turunannya 6 persen, minyak bumi 5 persen, serta cokelat, mentega, lemak dan minyak 3 persen, sekaligus timah 3 persen, produk alas kaki 2 persen maupun asam dan produk turunannya 2 persen.
Selama 2016-2021, Belanda turut menjadi investor terbesar ke-5 dari total 157 negara yang berinvestasi di Indonesia dengan nilai investasi sebesar 9,68 miliar dolar AS atau 5,43 persen dari total realisasi investasi asing.
Investasi terbesar Belanda di Indonesia berada pada sektor listrik, gas, dan air sebesar 34 persen, sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi 19,2 persen serta sektor pertambangan 16,7 persen.
Indonesia dan Belanda juga memiliki MoU on Cooperation in Sustainable Production of Palm Oil pada 2019 dan Technical Arrangement pada 2020 serta Implementation Plan NI-SCOPS yang telah disepakati pada 24 April 2020.
Airlangga pun mendorong kerja sama di bidang semikonduktor serta pengembangan investasi perusahaan Belanda di Indonesia seperti Unilever pada sektor oleochemical di KEK Sei Mangkei, Philips pada sektor kesehatan dan pembangunan pabrik Frisian Flag di Cikarang.
Perdana Menteri Rutte berharap agar proses investasi untuk ekspansi usaha perusahaan-perusahaan Belanda akan semakin mudah melalui reformasi struktural yang meringkas waktu proses perizinan di Indonesia.
Belanda juga membuka diri jika Indonesia memberikan kesempatan berinvestasi di dunia pendidikan baik pendidikan tinggi maupun pelatihan vokasi.
Terakhir, Belanda membuka kesempatan bagi mahasiswa Indonesia yang ingin belajar ke Belanda melalui beasiswa Nuffic-Neso.(rls/muz)